Sukses

Pakar: Iris Scanner di Galaxy Note 7 Rentan Diretas

Beberapa pakar keamanan meragukan fitur canggih, Iris Scanner, yang hadir di phablet terbaru Samsung tersebut.

Liputan6.com, California - Samsung akhirnya resmi memperkenalkan phablet teranyarnya, Galaxy Note 7, ke hadapan publik pada Selasa malam (2/8/2016).

Phablet anyar buatan raksasa teknologi asal Korea Selatan itu memboyong sejumlah fitur canggih, salah satu yang menjadi sorotan adalah hadirnya fitur iris scanner, yang dapat membuka layar phablet hanya dengan memindai mata penggunanya.

Meski inovatif dan belum ada smartphone sekelasnya yang mengadopsi fitur tersebut, Iris Scanner nyatanya masih diragukan oleh para pakar keamanan.

Menurut David Emm, pimpinan analis keamanan di Kaspersky Lab, fitur tersebut masih harus ditinjau lebih lanjut karena perlu peningkatan keamanan ekstra.

"Bukan Samsung saja, sudah banyak perusahaan teknologi mengklaim bahwa sensor biometrik yang ada di fitur pemindai mata mampu meningkatkan tingkat keamanan dan user experience. Kenyataannya, penggunaan sensor biometrik masih harus diteliti lebih lanjut," kata Emm sebagaimana dikutip dari laman Mirror, Kamis (4/8/2016).

"Fitur ini butuh penanggulangan besar soal bagaimana vendor menjaga data biometrik dan informasi personal pengguna. Oleh karena itu, masih ada kemungkinan fitur ini bisa diretas," ia melanjutkan.

Dalam kesempatan yang sama, pakar keamanan lainnya, Charles Read, juga mengungkapkan pendapatnya soal fitur iris scanner ini. Menurutnya, ketika sistem biometrik dan metode verifikasi mutakhir menjadi mainstream, meningkatnya risiko gangguan keamanan tentu akan terus berlipat ganda.

"Fitur ini memang lebih praktis dan efisien. Namun perlu diingat bahwa teknik biometrik ini bisa diakali peretas. Mereka memang tidak bisa mengubah sidik jari atau facial geometry-nya, namun mereka bisa mengubah bentuk selaput mata," ungkap Read.

Meski begitu, Read tak menampik bahwa fitur pemindai mata akan menjadi tren keamanan dalam beberapa tahun ke depan.

"Fitur ini sebetulnya bisa menjadi alternatif identifikasi yang lebih pas selain password dan fingerprint. Masalahnya cuma perlu diawasi saja pengembangan tingkat keamanannya," pungkasnya.

(Jek/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.