Sukses

Merdeka dan Mandiri Berkat Keberanian Fokus di Pasar Aplikasi

Kemandirian dan kemerdekaan dirasakan oleh pengembang aplikasi dan gim asal Cimahi, Jawa Barat, The Wali Studio.

Liputan6.com, Bandung - Kemandirian dan kemerdekaan dirasakan pula oleh pengembang aplikasi dan gim asal Cimahi, Jawa Barat ini yakni The Wali Studio. Terutama kemerdekaan finansial dan waktu, setelah sebelumnya sempat menjadi karyawan perusahaan teknologi informasi komunikasi (TIK) serta tersedot waktu mengerjakan berbagai pesanan (order) aplikasi.

CEO The Wali Studio, Fauzil Hamdi, mengungkapkan, kemerdekaan yang berbuah kesejahteraan ini dirasakannya setelah berhenti sebagai karyawan dan fokus membuat apps mobile.

Hingga kini, sekira 20 aplikasi Islami miliknya total sudah diunduh 5 juta kali dari seluruh dunia. Ini menghasilkan rerata fee dari Google dan Apple kisaran Rp 50 juta per bulan, sehingga Handi pun dari karyawan, kini menjadi bos sekira 10 orang karyawannya. Kantor tempat berkarya pun sudah representatif, di bilangan Cipageran, Cimahi --sekalipun saat ini masih menyewa.

"Setelah lulus kuliah dari Politeknik Bandung tahun 2005, jadi karyawan dulu, dan akhirnya merintis usaha sendiri menerima berbagai order aplikasi TIK. Order itu pendapatan besar tapi sekaligus, dan harus menunggu dulu," katanya kepada Tim Tekno Liputan6.com di Bandung, baru-baru ini.

Aplikasi miliknya yang paling dikenal adalah MyQuran Al-Quran Indonesia, yang sudah diunduh netizen hingga tiga juta kali. Judul lainnya juga favorit, seperti Jadwal Shalat, Kumpulan Doa Harian, Hijab Dress Up (simulasi hijab), hingga Pangeran Diponogoro  yang merupakan gim jenis tower defence.

Fokus pada produk juga yang membuat The Wali Studio kemudian dipercaya Les Copaque Game Developement Inc, penerbit animasi Upin & Ipin, membuat game bertajuk Upin Upin Kipi Block.

Menurut dia, belum banyak pengembang aplikasi dan gim yang fokus tema reliji di Indonesia. Karena itu, setelah sempat menggarap order, dia kemudian memutuskan harus berani menggarap dengan total.

"Karena Indonesia negara Islam terbesar di dunia, pasarnya gede tapi aplikasi Islami nya belum ada yang benar-benar bagus karena rata-rata garap orderan juga. Maka tiga tahun lalu, saya bilang harus stop orderan dan fokus garap apss Islami, yang diperhatikan dan diperbaiki terus oleh pengembangnya," katanya.

Dan, hal itu berbuah manis karena tiap bulan transferan dari pemilik pasar aplikasi (terutama Play Store dan Apps Store) stabil masuk rekening The Wali Studio. Konsistensi pendapatan ini yang dulu tak diperolehnya ketika garap orderan.

Bapak dua anak ini mengaku akan terus fokus menggarap aplikasi Islami ini. Sebab, selain karena minat renjana pribadi, juga bagian dari berbakti kepada orangtuanya di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

"Ayah saya ustadz di sana, Ustadz Marwan Djamal. Tadinya menyuruh saya pesantren saja, tapi saya bilang minat saya di informatika. Jadi, saya tekuni gim dan aplikasi yang temanya tentu harus Islami sesuai minat beliau," ungkapnya.

(Msu/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini