Sukses

5 Programmer Wanita Andal yang Mengubah Dunia

Liputan6.com, Jakarta - Tak dimungkiri, ilmu komputer merupakan bidang yang didominasi pria. Hal itu juga didukung data dari Biro Statistik Ketenagakerjaan Amerika Serikat yang menunjukkan, 73 persen pekerja bidang komputer di negeri Paman Sam itu adalah laki-laki.

Namun, bukan berarti wanita tak memiliki kemampuan olah komputer yang seperti Kaum Adam. Nyatanya, beberapa wanita berhasil menorehkan sejarah dan mengubah dunia lantaran pekerjaannya di bidang pemrograman komputer. 

Lantas, siapa saja wanita yang dimaksud? Untuk itu, dikutip dari laman World Economic Forum, Rabu (24/8/2016), tim Tekno Liputan6.com menghimpun informasi mengenai wanita yang berkontribusi pada dunia melalui komputer. 

1. Margaret Hamilton

Margaret Hamilton, sosok yang ikut membantu manusia terbang pertama kalinya ke Bulan (sumber: vox)
Hamilton merupakan director of software engineering untuk proyek penulisan kode komputer bagi Apollo Guide Computer (AGC). Dikembangkan di MIT Instrumentation Laboratory untuk misi Apollo 11, para programmer dalam proyek ini benar-benar memulainya dari awal.

Tim tersebut menuliskan kode untuk komputer portabel pertama. Hasil kerja tim itu akhirnya berhasil membawa manusia pada pendaratan di bulan untuk pertama kalinya sekaligus membuka celah baru bagi industri. 

Dalam sebuah wawancara, Hamilton menyebut apa yang dilakukannya bersama tim merupakan hal yang sama sekali baru.

Ia tak memiliki tempat untuk belajar ketika itu. Pun demikian, berkat hasil kerja kerasnya, ia berhasil menjadi salah satu ahli dalam bidang pemrograman sistem. 

2. Grace Hopper

Grace Hopper, salah seorang pelopor pengembangan pemrograman komputer yang menggunakan bahasa Inggris (sumber: telegraph.co.uk)
Rear Admiral Dr Grace Murray Hopper merupakan pelopor dalam pengembangan program komputer yang dituliskan dalam bahasa Inggris. Ia merasa penggunaan ilmu komputasi untuk aplikasi bisnis dan non-ilmiah membutuhkan bahasa pemrograman yang lebih sederhana.

Namun, gagasan tersebut tak langsung berhasil dan membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum idenya diterima publik. Akhirnya, ia berhasil mengembangkan sarana pemrograman menggunakan kata-kata alih-alih angka.

Salah satu yang berhasil dikembangkannya adalah bahasa Common Business Orientated Languange (COBOL). Dalam sebuah kesempatan wawancara, ia dipanggil sebagai 'Ratu Software'.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

ENIAC

3. ENIAC Women

Kelompok wanita ENIAC terdiri enam orang wanita muda yang membantu mengembangkan kode komputer eletrik pertama di masa perang dunia (sumber: digitaltrends.com)
ENIAC Women merupakan enam wanita muda yang mengembangkan kode untuk komputer elektrik pertama.

Pemrograman tersebut bagian dari upaya Amerika Serikat dalam perang dunia kedua. Namun, saat kelompok ini diungkap, tak ada anggotanya yang mendapat pengakuan. 

4. Ada Lovelace

Ada Lovalace, sosok yang acap kali disebut-sebut sebagai pendiri ilmu komputer dan programmer komputer pertama di dunia (sumber: The Atlantic)
Putri dari sastrawan asal Inggris Lord Byron, Ada Lovalace merupakan matematikawan masa Victoria. Ia bekerja sama dengan Charles Babbage mengembangkan mesin perhitungan.

Pada masa itu, wanita yang terjun mempelajari ilmu matematika memang terbilang jarang. Untuk itu, Lovelace acap kali disebut-sebut sebagai pendiri ilmu komputer dan programmer komputer pertama di dunia.

Bahkan, British Science Museum sempat menyebut Lovelace berhasil meramalkan komputasi modern sejak berabad lalu. Ia melakukannya dengan memahami kemampuan mesin hitung untuk 'memanipulasi simbol bukan hanya nomor'.

5. Joan Clarke

Ilustrasi: Joan Clarke bersama Alan Turing dan sekelompok matematikawan lain berhasil memecah kode sandi milik Jerman bernama Enigma (sumber: gizmodo.com)
Joan Clarke merupakan salah satu pemecah kode Inggris pada masa Perang Dunia Kedua. Ia bekerja sama dengan matematikawan kenamaan lain dari Inggris, Alan Turing di BletchleyPark.

Clarke bekerja dalam proyek untuk memecahkan sandi milik Jerman bernama Enigma. Bersama dengan matematikawan lain, kelompok itu disebut-sebut berperan dalam mengakhiri dan mempersingkat waktu perang sampai dua tahun.

Awalnya, ia merupakan pekerja administrasi di Bletchey. Setelah bergabung dalam kelompok, ia resmi ditunjuk sebagai ahli bahasa karena tidak ada prosedur untuk mengangkat kriptanalis perempuan di tempat itu. 

(Dam/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.