Sukses

Penyetopan Galaxy Note 7 Bikin Karyawan Samsung Gundah

Setelah penyetop penjualan Galaxy Note 7, baik petinggi dan karyawan Samsung gundah dengan nasib masing-masing.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menyetop produksi dan penjualan global Galaxy Note 7, Samsung diperkirakan mengalami kerugian hingga US$ 5,4 miliar atau Rp 70 triliun. Kondisi ini dikhawatirkan juga oleh karyawan Samsung di Korea Selatan.

"Semua orang takut mendengar ini, bahkan kami susah bernapas," kata salah seorang karyawan Samsung sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dari Reuters, Jumat (21/10/2016).

Ia menambahkan, perusahaan pasti akan mengambil langkah. "Akan ada langkah hukuman, seseorang harus bertanggung jawab untuk ini," tutur karyawan tersebut. 

Bukan hanya itu, salah seorang karyawan Samsung lainnya menyebut kejadian yang melibatkan Galaxy Note 7 ini membuat suasana perusahaan jauh dari kata normal. Ia menyebut, akan ada petinggi di level eksekutif dan level dasar yang akan digantikan.

Selain itu, karyawan juga khawatir akan adanya restrukturisasi besar-besaran. Meski begitu, kepada Reuters, Samsung mengungkapkan bahwa hingga kini belum mempertimbangkan pergantian manajemen sebagai imbas dari krisis Galaxy Note 7.

Frustrasi
Sementara itu, tingkat frustrasi pada karyawan meningkat sehubungan dengan penyebab unit pengganti Galaxy Note 7 belum ditemukan. "Kami bekerja keras untuk menganalisis masalah pada kasus-kasus yang dilaporkan," kata Samsung.

Dalam sebuah email berisi permintaan maaf kepada karyawan, President of Samsung Electronics Mobile Business Koh Dong-jin menulis, perusahaan mengalami luka besar akibat kasus Galaxy Note 7.

Bersama dengan petinggi lain, Koh aktif berdiskusi dengan karyawan, memutar otak untuk mengetahui penyebab kegagalan Galaxy Note 7. Beberapa karyawan Samsung menganggap, gara-gara kegagalan Galaxy Note 7, Koh dan beberapa petinggi lain bakal diberhentikan dari jabatannya.

Sementara itu, karyawan lainnya merasa malu atas kondisi yang terjadi. Hal itu diperparah dengan pengumuman berbagai maskapai yang melarang ponsel premium itu masuk ke pesawat karena takut menimbulkan ledakan.

Untuk diketahui, 70 persen karyawan Samsung yakni sekitar 325.000 orang bekerja di luar Korea Selatan. Seperti Koh dan petinggi lain, kini nasib mereka juga belum jelas sebab hingga kini, tak diketahui apakah mereka yang bekerja di perusahaan subsidiary Samsung bakal terdampak badai Galaxy Note 7.

Meski begitu, menurut Samsung Vietnam, Samsung belum berencana melakukan pemberhentian karyawan pada divisi manufaktur.

(Tin/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.