Sukses

Ini yang Terjadi Jika Twitter Tak Dibeli Perusahaan Lain

Liputan6.com, California - Sebelumnya, Twitter sempat dikabarkan telah menarik perhatian beberapa perusahaan besar lain untuk membelinya. Namun sampai saat ini nyatanya tak ada perusahaan yang mengajukan tawaran, bahkan beberapa kandidat kuat memilih mundur.

Keadaan ini disebut beberapa analis akan berdampak tak baik bagi situs microblogging tersebut. Diprediksi, perusahaan tersebut harus mulai melakukan langkah penting seperti restrukturisasi organisasi atau merumahkan sekitar 4.000 karyawan untuk mencegah masalah makin besar.

Salah satu alasan hal itu diperlukan, karena Twitter telah menggelontorkan uang dengan jumlah besar untuk pemasaran dan pengembangan produk dalam tahun terakhir ini.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaring pengguna baru. Sayangnya, upaya itu tak berbuah manis.

Jumlah pertumbuhan pengguna Twitter berhenti di 300 juta pengguna bulanan aktif di 2016.

Karena itu, menurut profesor manajemen dari University Pennsylvania Wharton School David Hsu, pemutusan hubungan kerja besar-besar bisa menjadi pilihan bagi perusahaan agar tak merugi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagaimana masa depan Twitter?

"Dibutuhkan jumlah staf yang ramping untuk mempertahankan inti bisnis Twitter sebagai platform iklan dan pesan," ujarnya seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (22/10/2016). Meskipun keputusan itu membuat citra Twitter buruk, tapi terkadang hal itu perlu diambil.

Sebagai informasi, masa depan Twitter memang tengah dipertaruhkan dalam beberapa bulan terakhir ini. Bagaimana tidak, perusahaan besar seperti Google, Disney, dan Salesforce disebut-sebut menjadi garda terdepan pembelian perusahaan itu.

Namun pada akhirnya tak ada perusahaan yang benar-benar melakukan penawaran. Padahal, kondisi perusahaan itu tengah berada dalam kondisi yang tak begitu baik. Salah satunya disebabkan pendapatan Twitter yang tumbuh sangat lambat. 

Lantas, bagaimana nasib Twitter selanjutnya? Sampai saat ini, hal itu masih diprediksi. Kemungkinan besar masa depan perusahaan yang kini dipimpin oleh Jack Dorsey itu baru akan diputuskan saat pemaparan kinerja perusahaan di kuartal ketiga 2016 pada 27 Oktober mendatang.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.