Sukses

'Masuknya eSport ke Dalam Kurikulum Pendidikan Perlu Proses'

Berdasarkan laporan SuperData Reaserch, tahun lalu industri eSport mendatangkan keuntungan sebesar US$ 748 juta di seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Di awali oleh gim Spacewar, kompetisi gim (game) pun berkembang dengan pesat dan berubah menjadi sebuah industri yang menguntungkan.

Berdasarkan laporan SuperData Reaserch, tahun lalu industri eSport mendatangkan keuntungan sebesar US$ 748 juta di seluruh dunia. Melihat perkembangan yang pesat, wajar jika saat ini beberapa institusi pendidikan--sekolah dan universitas--memperkenalkan kurikulum eSport.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Walau sedikit telat dari negara-negara lain, eSport di Indonesia mulai mengalami peningkatan, baik dari jumlah tim ataupun bentuk dan jenis gim yang dikompetisikan.

Melihat perkembangan eSport di Indonesia, wajar jika beberapa gamer berharap bahwa eSport dapat juga masuk ke kurikulum pelajaran di sekolah ataupun perkuliahan.

"Kita tidak boleh meniru dengan sembarangan, apa yang terjadi di luar negeri. Biar pemprov, pemkot, dan para guru mengenal terlebih dahulu apa itu eSport," ucap Hayono Isman, Ketua Umum Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) yang ditemui Tekno Liputan6.com usai peluncuran GEXT di Jakarta, Rabu (27/10/2016) sore.

"Saat ini saya berharap ketua umum IeSpa bertemu Mendikbud, Mendagri, dan Menteri Agama agar kegiatan eSport ini dapat diterima lebih baik oleh masyarakat, terutama guru dan orangtua," ucapnya.

Hayono berharap, dengan mengenalkan eSport ke khalayak ramai secara perlahan dapat mengubah persepsi orangtua, guru, dan masyarakat yang selalu melihat sisi negatif sebuah gim.

"Kurikulum saat ini jangan diganggu dulu, biar kurikulum yang ada saat ini berjalan terlebih dahulu. Yang penting dalam hal ini, eSport akan erat dengan kurikulum matematika dan logika, dengan ini pemain mampu mengatur strategi saat bermain," tambahnya.

Di dalam eSport, pemain juga diajarkan untuk lebih disiplin dalam mengatur waktu baik untuk bermain, latihan, dan istirahat.

"Kalau tidak dispilin dan begadang semalaman bagaimana mau jadi juara, pendidikan pun juga tidak boleh ditinggalkan," ujar Hayono.
(Kedua dari kanan) Haryono Kartono, Nvidia Country Business Indonesia. Liputan6.com/Yuslianson
"Untuk memberikan kesempatan gamer mengembangkan diri, berkreasi, dan berprestasi, pemerintah kota dan pengurus eSport harus mulai bekerjasama untuk memastikan kegiatan-kegiatan atau tempat, seperti iCafe lebih banyak lagi," tegas Hayono.

Tak hanya pelaku industri yang mendukung, Hayono juga ingin kalau pemerintah dapat mempermudah para pemilik iCafe untuk mengurus perizinan hingga sampai dengan pajak.

(Ysl/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.