Sukses

Misteri Danau Es yang 'Bersembunyi' di Permukaan Planet Mars

Meski belum dipastikan ada atau tidaknya, NASA telah menemukan endapan yang diyakini sebagai bentuk dari danau es raksasa tersebut.

Liputan6.com, California - Temuan terbaru seputar Planet Mars cukup mengejutkan. Planet tersebut diyakini memiliki danau es raksasa yang lokasinya berada di bawah permukaan.

Para astronom NASA menggunakan instrumen Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) untuk menelisik tanda-tanda adanya danau es di wilayah bukit Mars dengan melihat beberapa endapan di area-area tersebut.

Meski memang belum ditemukan, para astronom ini meyakini bahwa danau es tersebut sangat besar. Bahkan, ukurannya lima kali lebih besar dari negara Inggris.

"MRO mendeteksi adanya endapan dengan ketebalan 260 kaki (80 meter) hingga 560 kaki (170 meter) dengan komposisi 50 hingga 85 persen campuran air dan es yang tergabung dengan partikel batu serta debu," tulis pihak NASA dalam pernyataan resminya, sebagaimana dikutip Mirror, Jumat (25/11/2016).

Saat ini, MRO masih meneliti beberapa komponen material yang ada di permukaan Mars. Nantinya, hasil penelitian itu akan diberikan pada astronom untuk dipelajari lebih lanjut.

Cassie Stuurman, peneliti Geofisika dari Institut for Geophysics dan Unviersity of Texas, Austin, juga berasumsi endapan ini terbentuk dari partikel es yang jatuh dari debu-debu atmosfer Mars.

"Debu tersebut mengkristal, berbentuk seperti es dan menyelip ke lubang-lubang permukaan planet, ada yang mencair, namun kembali membeku di bawah permukaan," kata Stuurman.

"Jika memang ada danau di bawah permukaan, kami juga tidak bisa memastikan kapan air dan es itu membentuk sebuah danau yang begitu besar. Yang pasti, cairan air dan es ini bisa mendukung adanya kehidupan microbial di Planet Merah," ia melanjutkan.

Mars dan Kandungan Air

Hadirnya Air di Mars

Pada September 2015 lalu, NASA menemukan bukti terkuat tentang keberadaan air mengalir di Mars. Saat itu, MRO mengidentifikasi bukti mineral terhidrasi yang disebut perklorat, yang telah membentuk garis-garis di lereng di permukaan Mars.

"Hal yang paling menarik tentang pengumuman ini adalah bahwa kehidupan di Mars memang memungkinkan," kata salah seorang perwakilan NASA, John Grunsfeld pada konferensi pers, seperti dikutip dari CNBC. 

Beberapa perklorat dapat menjaga air dari pembekuan, bahkan pada suhu sedingin -94 derajat Fahrenheit. Perklorat itu membentuk garis-garis di lereng Mars selama musim hangat planet ketika suhu naik di atas -10 derajat Fahrenheit. Garis-garis itu disebut Recurring Slope Lineae (RSL), yang kemudian menghilang selama musim dingin.

 "Sesuatu menghidrasi garam-garam ini, dan tampaknya berubah menjadi garis-garis tersebut, yang datang dan pergi sesuai dengan musim," ungkap Lujendra Ojha, salah seorang peneliti pada proyek tersebut dalam sebuah pernyataan.

Ini berarti, lanjut Ojha, air di Mars adalah asin, bukan murni. Hal ini masuk akal karena garam menurunkan titik beku air. Bahkan jika RSL sedikit di bawah tanah, di mana suhunya lebih dingin dari suhu permukaan, garam akan menjaga air dalam bentuk cair dan memungkinkan untuk mengalir menuruni lereng Mars.

(Jek/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.