Sukses

Bidik Pasar Global, Indigo Gandeng MAGIC Malaysia

Dua inkubator-akselerator startup Indonesia dan Malaysia menjalin aliansi strategis guna membidik pasar global.

Liputan6.com, Bandung - Dua inkubator-akselerator startup Indonesia dan Malaysia, Indigo Creative Nation (ICN) dan MAGIC (Malaysia Global Innovation and Creative Center), menjalin kerja sama strategis guna membidik pasar global. Managing Director Indigo, Ery Punta Hendraswara dan Executive Director Entrepreneurship Developement MAGIC, Johnathan Lee melakukan penandatanganan kerja sama ini Rabu (30/11/2016) di Block 3730, Cyberjaya, Malaysia. 

Turut menyaksikan penandatanganan tersebut yakni Director ASEAN Centre of Entrepreneurship MAGIC Yusnee Rahmat Yusof dan CEO Telkom Internasional (Telin) Malaysia Oki Wiranto.

Ery Punta menjelaskan, kerja sama ini ditempuh karena keduanya memiliki visi sejenis yakni mencuatkan startup lokal di masing-masing negara ke tingkat global melalui pembukaan akses layanan dan pasar lebih luas. 

Menurut dia, MAGIC berposisi unik karena pembiayaan sepenuhnya dari pemerintah Malaysia, tetapi gerak operasionalnya lincah seperti sektor privat. Jika diumpamakan di tanah air sama seperti BEKRAF, tetapi fokusnya hanya ke startup sehingga menjadi mitra yang andal dan dapat diandalkan.

"Indigo menilai MAGIC bisa menjadi pintu kerja sama dengan pihak lainnya di kawasan Asia Tenggara khususnya dan dunia umumnya. Sekalipun demikian, mereka tidak menerapkan kerja sama ekslusif, sehingga sejalan dengan spirit Indigo yang selalu terbuka kerja sama dengan berbagai pihak," kata Ery dalam keterangannya dari Malaysia kepada Tekno Liputan6.com.

Selain MAGIC, Indigo dengan konsep serupa bekerja sama pula dengan SVA Technology Alliance yang menyambungkan startup khusus kawasan Asia Tenggara dengan jejaring startup global langsung di Silicon Valley, Amerika Serikat.

Program spirit global ini sebelumnya diterapkan dalam program Indigo Immersion pada 9-16 April 2016 lal; tiga binaan Indigo (Amtiss, Kakatu, dan Goers) bertemu startup dunia seperti Uber, Facebook, Apple dan Google, dan juga perusahaan pemodal ventura ternama, Kleiner Perkins Caufield & Byers (KPCB).

Ery Punta melanjutkan, Indigo menjadi memiliki mitra sejajar karena MAGIC saat ini tengah dalam proses perluasan startup lokal ke negara lain dan sebaliknya Indigo butuh jembatan guna mengantarkan startup binaannya ke kancah regional atau global.

"Di Malaysia, startup buatan lokal sebanyak 60 persen dan sisanya global. Di tahun 2016, pemerintah Malaysia melalui MAGIC ingin startup lokal ini ekspansi regional dan global seperti yang dilakukan Grab. Sebagai agen pemerintah, mereka menjadi mitra untuk mewujudkan misi tersebut," ujar Ery.

Bentuk Kerjasama

Ery Punta melanjutkan, melalui kerja sama ini, kedua belah pihak memeroleh semacam wild card dalam program yang dinamakan Startup Exchange. Jadi, binaan maupun alumni Indigo dapat mendaftar dan mengikuti program MAGIC Accelerator dan demikian pula sebaliknya, sehingga perluasan pasar dan layanan bisa dilakukan di kedua negara.

"Binaan kami di ICN juga bisa ikut mentoring produk mengacu pengalaman Malaysia, sebaliknya binaan MAGIC bisa ikut di Indigo. Mereka bisa pula terlibat utilisasi layanan dengan sharing dari expert dan mentor berpengalaman," tutur Ery.

Menurut Ery, visi besar program ini adalah mengambil peran dalam membangun talenta hingga mengangkat digitalpreneur Indonesia ke kancah global yang sejalan dengan visi Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai negara digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020.

Saat ditanya binaan yang akan dilibatkan program tersebut, dari 65 startup inkubator Indigo, aplikasi perkantoran Amtiss akan menjadi peserta pertamanya.

Aplikasi asset tracking management berbasis cloud tersebut membantu perusahaan meminimalkan biaya operasional aset dan memaksimalkan masa kerja melalui pemeliharaan bersifat prediktif. Sejak beberapa bulan lalu, Amtiss sudah membuka kantor cabang setelah Jakarta di Telok Anyer, Chinatown, Singapura.

"Kami akan terus melihat dan menyeleksi binaan potensial yang akan dilibatkan setelah Amtiss, terutama yang concern dalam pengembangan pasar global dan benar-benar bagus ya," pungkas Ery.

(Msu/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini