Sukses

Sering Dibajak, Pelaku Musik AS Curhat ke Donald Trump

Sekelompok organisasi industri musik mendesak Donald Trump untuk fokus pada perlindungan kekayaan intelektual melalui surat resmi.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah terpilih sebagai presiden Amerika Serikat ke-45 dengan perolehan electoral college sebesar 247 berbanding 215, Donald Trump mulai didesak berbagai permintaan jelang masa kepresidenannya.

Tak ketinggalan, sekelompok organisasi industri musik pun mendesaknya untuk fokus pada perlindungan kekayaan intelektual melalui surat resmi yang ditujukan kepada dirinya. 

Mengutip informasi dari laman The Verge, Sabtu (17/12/2016), surat yang ditandatangani oleh perusahaan seperti ASCAP, BMI, dan the Recording Industry Association of America (RIAA), meminta Donald Trump untuk mempertimbangkan masalah pembajakan musik di depan Silicon Valley “tech summit".

Dalam surat tersebut mereka mengklaim bahwa beberapa mesin pencarian dan situs file-sharing mengambil keuntungan dengan memberikan kemampuan netizen untuk mengunduh musik secara ilegal.

"Tentunya perusahaan teknologi paling canggih di dunia dapat berbuat lebih baik dengan mencegah akses ilegal dan harga wajar untuk musik yang dijual sesuai yang ditetapkan atau berdasarkan pasar bebas," jelas isi surat tersebut.

Pun demikan, perlindungan yang kuat untuk hak kekayaan intelektual dipercayaa akan menjamin pertumbuhan baik dari segi kreativitas dan teknologi.

Meski begitu, di dalam surat tersebut tidak menunjuk pelaku tertentu yang berpontesial melegalkan pembajakan, namun surat tersebut menyebut pelaku telah melakukannya selama bertahun-tahun.

Pada April lalu, musisi dan eksekutif industri musik pernah mengirim petisi ke Kantor Hak Cipta AS.

Di dalam petisi tersebut diklaim bahwa platform seperti YouTube dan Tumblr mengambil keuntungan dari aliran ilegal. Sementara layanan streaming seperti Apple Music dan Spotify, menawarkan cara alternatif penikmat musik untuk mengunduh musik ke perangkat mereka.

(Eronika Dwi Pinara/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini