Sukses

Top 3: Peredaran SMS yang Bisa Bikin iPhone Rusak Paling Hits

Artikel tentang SMS malware yang berisiko merusak iPhone menjadi artikel terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com edisi Sabtu (31/12/2016).

Liputan6.com, Jakarta - Artikel tentang SMS malware yang berisiko merusak iPhone menjadi artikel terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com edisi Sabtu (31/12/2016).

Adapun dua artikel lainnya yang menyedot perhatian pembaca adalah artikel mengenai 5 aplikasi di smartphone yang dapat digunakan untuk memeriahkan perayaan tahun baru dan kabar Facebook yang akui telah membagikan data penggunanya ke otoritas Inggris.

Untuk lebih lengkapnya, simak Top 3 Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Waspada, SMS Ini Bisa Bikin iPhone Rusak

Pengguna iPhone dihebohkan dengan SMS malware yang berisiko dapat merusak perangkat. SMS tersebut beredar sejak beberapa bulan yang lalu. Ketika pengguna membuka isi SMS tersebut, iPhone akan crash dan reboot terus menerus.

Meski begitu, pengguna bisa memperbaiki kerusakan hanya dengan melakukan hard reset. Bahkan Apple juga telah memperbaiki bug SMS tersebut untuk alasan kepentingan keamanan.

Kini, SMS serupa kembali merambah perangkat iPhone dengan modus yang berbeda. Seorang pengguna iPhone mengunggah video dan memperlihatkan dampak yang terjadi di iPhone jika pengguna membuka isi SMS itu.

Selanjutnya baca di sini

2. 5 Aplikasi untuk Meriahkan Perayaan Tahun Baru 2017

Tak terasa, tahun baru 2017 akan datang dalam beberapa jam lagi. Sejumlah persiapan tentu sudah dilakukan untuk menyongsong tahun depan.

Mulai dari persiapan untuk malam pergantian tahun, hingga mencanangkan resolusi atau rencana yang ingin dicapai di setahun ke depan.

Mengetahui hal tersebut, tim Tekno Liputan6.com pun merangkum sejumlah aplikasi untuk smartphone yang dapat membantu kamu menyambut tahun baru 2017.

Selanjutnya baca di sini

3. Facebook Akui Bagikan Data Pengguna ke Otoritas Inggris

Raksasa media sosial Facebook telah mengakui bahwa pihaknya memberikan ribuan data pengguna ke otoritas Inggris pada tahun ini.

Facebook mengatakan, otoritas meminta akses terhadap 7.199 profil penggunanya selama Januari hingga Juni 2016. Angka itu mengalami peningkatan 30 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Rinciannya, sebagaimana dikutip dari RT, Facebook diminta untuk memberikan data dari 6.039 penggunanya yang berhubungan dengan proses pidana, sedangkan 1.160 pengguna lainnya berada di bawah klausul darurat yang memberi mendat pemberitahuan data dalam kasus-kasus ketika ada risiko besar akan cedera serius atau kematian.

Selanjutnya baca di sini

(Ysl/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini