Sukses

Smartphone Asli Indonesia Besutan ITB Siap Diproduksi

Smartphone yang dikembangkan oleh peneliti ITB akhirnya siap diproduksi secara massal.

Liputan6.com, Jakarta - Smartphone telah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar penduduk Indonesia di masa kini. Sayangnya, menurut survei APJII mengenai Ekosistem Device, Network & Apps yang dilaksanakan 20 Oktober-20 November 2016, 97 persen smartphone yang digunakan pengguna Indonesia merupakan merek-merek luar negeri.

Kini masyarakat Indonesia boleh berbangga hati, sebab melalui kerjasama antara akademisi, industri, pelaku pasar, dan pemerintah, Indonesia kini bisa menegakkan kedaulatan digital dengan menciptakan smartphone asli Indonesia. Adapun smartphone ini sebentar lagi bakal diproduksi secara massal.

Smartphone ini dikembangkan oleh para peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui skema pendanaan inovasi perguruan tinggi di industri Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Tahun lalu, Kemristekdikti memberikan pendanaan kepada ITB untuk mengembangkan dan menghilirisasi produk smartphone 4G.

Tak kalah dari smartphone asing, fitur-fitur pada ponsel ini bisa dibilang cukup lengkap. Misalnya saja fitur pengiriman pesan singkat (SMS), browsing, VoIP call alias panggilan melalui internet, hingga streaming di layanan berbagi video.

Kelebihan lainnya, smartphone ini juga telah mendapatkan sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 20,2 persen pada akhir 2016.

Menristekdikti Mohamad Nasir sangat bangga dengan produk hasil karya peneliti Indonesia yang bakal segera diproduksi. Ia berharap, untuk seterusnya hasil penelitian anak negeri tak berakhir di perpustakaan, tetapi dapat dikomersialisasikan sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia.

"Saya merasa bangga betul. Semoga produk ini bisa mengambil pasar, network harus kita bangun. Mudah-mudahan produk ini bisa kompetitif, punya nilai tambah, dan menjadi kebanggaan," ujar Nasir saat mengunjungi PT VS Technology Indonesia di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (11/1/2017).

Nasir mengatakan, saat ini, angka pengguna smartphone di Indonesia mencapai 25 persen (sekitar 65 juta orang) dari total penduduk. Ia menilai, jumlah tersebut adalah potential market bagi produk smartphone asli Indonesia ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bakal Diproduksi oleh Koperasi

Nantinya, produksi massal smartphone ini akan diadopsi dan dilanjutkan oleh Koperasi Digital Indonesia Mandiri (Digital Coop), kerja sama antara ITB, PT Jalawave Integra, PT VS Technology Indonesia, dan PT TSM.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Digital Coop Henry Kasyfi mengatakan, koperasi dianggap sebagai badan yang tepat untuk melakukan penjualan smartphone ini.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengunjungi pabrik tempat diproduksinya smartphone hasil karya peneliti ITB (Foto: Dokumen Kemristekdikti)

“Korporasi lain bisa melakukan investasi tapi tidak memiliki hak suara. Jadi benar-benar berbasis kerakyatan yang anggotanya adalah WNI. Hanya dengan menabung di koperasi, para anggota akan mendapatkan smartphone buatan anak bangsa. Dan setiap dua tahun sekali ponsel tersebut akan diganti dengan tipe terbaru,” kata Henry.

Ia berharap, model bisnis ini bisa menjadi model bisnis teknologi nasional yang bisa membuat teknologi digtal Indonesia makin mandiri. Sebab, pemerintah telah memberikan dukungan dengan penerapan aturan TKDN smartphone berjaringan 4G LTE sebesar 30 persen per 1 Januari 2017.

Hal tersebut dianggap jadi peluang untuk industri smartphone di Indonesia, terutama berkaitan dengan pengembangan hardware dan software pada smartphone. Oleh karena itu, keberadaan pusat desain smartphone menjadi sangat diperlukan. ITB sendiri telah memiliki pusat desain smartphone.

Kemristekdikti pun terus mendukung riset dan pengembangan smartphone di Indonesia melalui pembangunan Design Center di ITB atau perguruan tinggi lainnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan TKDN bagi smartphone Indonesia.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini