Sukses

VR hingga Smartwatch, Ini 10 Wearable yang Gagal di Pasaran

Berikut ini kumpulan 10 produk wearable yang gagal di pasaran.

Liputan6.com, Jakarta - Jauh sebelum sekarang, perangkat wearable ternyata sudah ada sejak era 90an. Namun, saat itu literasi teknologi masyarakat belum menyamai kondisi saat ini.

Dalam perjalanannya hingga saat ini, kehadiran wearable tak selalu diterima oleh konsumen.

Terbukti, banyak produk wearable di pasaran yang belum sempat 'mencicip' kesuksesan karena sejumlah faktor. Apa saja?

Mulai dari headset Virtual Reality (VR), jam tangan pintar, hingga spectacle, tim Tekno Liputan6.com merangkum 10 produk wearable yang gagal di pasaran. Simak ulasannya berikut ini, sebagaimana dilansir dari laman Wareable, pada Rabu (1/2/2017):

1. Virtual Boy

Perangkat ini merupakan produk konsol gim pertama Nintendo yang dapat menampilkan konten 3D. Virtual Boy dirilis pada 1995 silam. Sebetulnya, fitur-fitur Virtual Boy terbilang lumayan karena dapat mendukung kebutuhan gim 3D.

Virtual Boy. (Wareable)

Namun, pengalaman penggunaannya mengecewakan, seperti efek pusing dan mual usai memakainya. Penjualannya hanya mampu mencapai 1,26 juta unit saja di dunia. Virtual Boy gagal menjadi konsol fenomenal.

2. Basis Peak

Pada 2016 lalu, penjualan Basis Peak dihentikan karena produknya bermasalah, Smartwatch ini sempat kepanasan sehingga menyebabkan terbakarnya dan ketidaknyamanan si pemakainya. Akhirnya, seluruh produknya ditarik Intel pada Agustus 2016 karena masalah serupa.

Konsumen juga dilaporkan mendapatkan kembali uang mereka setelah pembaruan software Basis Peak menolak untuk mengatasi masalah yang terjadi. Tak cuma itu saja, banyak laporan yang mengungkap bahwa kabel charger pengguna kepanasan hingga meleleh.

 

Basis Peak

3. Xybernaut Poma

Jika dilihat, perangkat sekilas berbentuk seperti kacamata atau headset Virtual Reality (VR). Faktanya, Xybernaut Poma merupakan komputer mini berbasis Windows CE yang memiliki display 'menjuntai' seukuran bola golf. 

Karena ukurannya itu, Xybernaut Poma dinilai tak layak pakai karena dapat mengganggu pandangan pengguna dan tampilan visualnya jadi tidak stabil saat digunakan. Harganya juga terbilang cukup mahal, yakni US$ 1.499. Perangkat ini dirilis pada 2002.

 

4. Ring

Dari namanya saja sudah ketahuan bahwa wearable ini adalah cincin 'ajaib' yang dapat mengontrol sesuatu lewat aplikasi di smartphone. Misalnya, menaikkan volume suara iPhone dengan perintah berbasis motion control. Sayangnya, banyak yang menganggap produk ini tak layak untuk dibeli.

Wearable Ring. (Doc: YouTube)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PDA, Helm, Smartwatch

5. Fossil Wrist PDA

Merek ternama Fossil rupanya pernah membuat PDA yang berjalan di Palm OS pada 2002 silam. Karena saat itu belum banyak orang yang paham tentang penggunaan smartwatch, produk ini pun gagal di pasaran dan akhirnya berujung pada penghentian produksi pada 2005.

6. Skully

Sebetulnya, helm pintar besutan Indiegogo ini merupakan proyek wearable tersukses, dengan dana terkumpul mencapai US$ 2,4 juta. Sayang, produk ini tidak berlanjut karena gagal menghadirkan sejumlah fitur yang mereka janjikan di perangkat ini. Salah satunya, peta jalan yang rinci, akses tampilan kamera belakang, dan musik streaming gratis.

 

7. MSN Direct Smart Watch

Wrist PDA Fossil rupanya merupakan produk susulan dari proyek Microsoft yang bernama MSN Direct Smart Watch. Perangkat itu tadinya adalah bagian dari proyek Microsoft Smart Personal Objects Technology (SPOT) di 2004, yang menjadi pelopor perangkat Internet of Things (IoT).

Perangkat ini mampu menghadirkan informasi soal cuaca, berita, hingga pesan singkat. Yang menjadi masalah, saat itu teknologi ponsel semakin cerdas sehingga banyak yang menganggap bahwa perangkat ini tidak diperluOak

3 dari 3 halaman

Oakley, Fitbit, Android Wear

 

8. Oakley Thump

Di era 2000an, sangat umum untuk menghadirkan sebuah perangkat dengan kemampuan MP3 Player. Manufaktur sunglasses Oakley bahkan menghadirkan kacamata yang memiliki fitur tersebut dengan kapasitas penyimpanan sebesar 1GB. 

Namun, Oakley tidak memikirkan bahwa tak ada yang mau mendengarkan musik dengan memakai kacamata hitam, bahkan di dalam ruangan.

 

9. Fitbit Force

Fitbit Force hadir dengan sejumlah fitur menarik, seperti perekam aktivitas dan tidur, altimeter, dan tampil dengan layar OLED. Lalu apa yang membuatnya gagal?

 

Rupanya banyak pengguna yang melaporkan adanya iritasi pada pergelangan tangan mereka saat memakai wearable ini. Alhasil Fitbit harus menarik 1 juta unit, baik yang belum dan sudah terjual di pasaran.

10. Com 1 Android Wear

Smartwatch ini pertama kali muncul di situs crowdfunding Indiegogo pada September 2014. Saat itu, team di balik pengembangan Com 1 Android Wear mengklaim jika dana yang terkumpul mencapai target, mereka akan memasarkan produk seharga US$ 125 ini di awal 2015.

Tanpa alasan yang jelas, produk ini tak terdengar lagi gaungnya. Kabarnya, Com 1 Android Wear terganjal masalah hak cipta Google sehingga proyeknya harus dibatalkan.

(Cas/Isk)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini