Sukses

Twitter Mulai Agresif Singkirkan Konten Tidak Pantas

Twitter merilis tiga informasi baru mengenai upaya perusahaan untuk membuat layanannya bebas dari konten tidak pantas.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu fokus utama Twitter adalah membuat layanannya menjadi lebih aman. Bahkan Chief Executive Officer (CEO) Twitter, Jack Dorsey, berkicau di Twitter bahwa perusahaan menggunakan pendekatan baru untuk menghentikan kekerasan yang ada di situs microblogging tersebut.

Beberapa hari setelah kicauan Dorsey itu, Twitter merilis tiga informasi baru mengenai upaya perusahaan untuk membuat layanannya bebas dari konten tidak pantas.

Pertama, Twitter akan berusaha agar pengguna yang telah diblokir tidak bisa kembali menggunakan layanan tersebut dengan akun baru. Perusahaan enggan mengungkapkan prosesnya, karena tidak ingin orang-orang "mempermainkan sistem tersebut".

Namun seorang sumber mengatakan, Twitter akan menggunakan gabungan ulasan manusia dan teknologi machine learning atau algoritma agar pengguna yang telah diblokir tidak bisa kembali bergabung.

Langkah kedua, Twitter menambahkan fitur "safe search" yang menghapus tweet dengan kata-kata, kalimat dan gambar tidak sopan di hasil pencarian. Para pengguna bisa mengaktifkan dan menonaktifkan fitur tersebut.

Selain itu, Twitter akan mulai menyembunyikan balasan tweet yang tidak pantas, sehingga tidak akan muncul di percakapan pengguna. Tweet berisi kata, kalimat dan gambar yang dianggap tidak pantas oleh perusahaan akan disembunyikan dari percakapan, dan pengguna harus mengklik tombol baru "show less relevant replies" untuk melihatnya. Demikian dikutip dari Recode, Sabtu (11/2/2017)

Twitter juga akan menggunakan algoritma agar secara otomatis menyembunyikan tweet-tweet yang dianggap tidak pantas tersebut. Menurut juru bicara Twitter, pengguna bisa menonaktifkan fitur ini.

Strategi baru Twitter ini diharapkan dapat membersihkan layanannya dari konten yang tidak pantas dan semacamnya. Satu dekade Twitter berdiri, dan masalah konten yang tidak pantas di layanan tersebut telah mencoreng citranya.

Masalah ini muncul karena pengguna bisa membuat tweet secara anonim dan hanya perlu sebuah alamat email untuk membuat akun.

(Din/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini