Sukses

Ashton Kutcher Lawan Eksploitasi Seksual Anak dengan Teknologi

Organisasi nirlaba yang didirikan Ashton Kutcher merancang teknologi untuk membantu melawan eksploitasi seksual anak.

Liputan6.com, Jakarta - Ashton Kutcher, meski terkenal karena profesinya sebagai aktor, baru saja mengawali sejumlah pekerjaan besar dalam hidupnya. Pada 2009, aktor asal Iowa itu mendirikan sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi perdagangan manusia dan eksploitasi seksual anak.

Organisasi itu berubah nama menjadi Thorn pada 2012 dan berfokus pada pembangunan alat berbasis web dan mobile untuk membantu upayanya, sambil bermitra dengan perusahaan-perusahaan teknologi besar dan instansi pemerintah.

Pada 2012, Organisasi Buruh Internasional memerkirakan ada sekitar 21 juta korban perdagangan manusia di seluruh dunia, dan sekitar 5 juta di antaranya dieksploitasi secara seksual. Menurut Thorn, internet merupakan salah satu penyebab utamanya. Ditemukan bahwa 63 persen korban perdagangan seks anak yang disurvei, diiklankan secara online.

Selain meneliti seluk beluk perdagangan dan eksploitasi seksual anak, Thorn juga merancang teknologi untuk membantu melawannya. Pada 2013, Thorn menggandeng Twilio membuat sebuah shortcode yang dapat digunakan korban eksploitasi seksual dan saksinya, untuk mengirim pesan mencari bantuan secara diam-diam.

Baru-baru ini, Thorn meluncurkan Spotlight, sebuah aplikasi web yang menunjang penyelidikan kasus ini dengan membantu memfilter konten-konten di internet seperti di forum dan listing, yang mengiklankan perdagangan seks anak.

Aplikasi tersebut menggunakan machine learning untuk menganalisis data dan mengidentifikasi iklan mencurigakan yang mungkin melibatkan anak di bawah umur, serta mencocokkan foto dan gambar. Data itu akan menghasilkan profil, yang sangat berguna untuk lebih mudah melacak kasus-kasus tertentu.

Pada Oktober 2016 Thorn mengumumkan Spotlight telah membantu mengidentifikasi lebih dari 6.300 korban perdagangan seksual di AS, yang hampir 2.000 di antaranya adalah anak-anak. Alat ini sekarang digunakan di seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat oleh 780 lembaga.

Saat ini Thorn tengah bersiap memburu pelaku kejahatan ini yang beroperasi di Dark Web. Thorn membangun sebuah alat yang disebut Solis, untuk menganalisis aktivitas di jaringan bawah tanah tersebut dan membantu peneliti mengungkap informasi tentang anak di bawah umur yang dieksploitasi di seluruh dunia. Solis tengah diuji oleh mitra global Thorn dan sudah membantu penyelamatan 40 anak. Demikian dikutip dari The Next Web, Kamis (16/2/2017).

(Why/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.