Sukses

Mahasiswi Unair Ciptakan Plastik Ramah Lingkungan

Dalam uji biodegradable terhadap plastik dari lidah buaya-kitosan dengan menggunakan bakteri EM4 menunjukkan bahwa film plastik terdegradasi hanya dalam waktu sepekan.

Liputan6.com, Surabaya: Siapa bilang plastik akan terurai lama di dalam tanah? Humaira, mahasiswi jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, membantah hal tersebut. Selasa (20/7), wanita berusia 21 tahun itu mengumumkan hasil penelitiannya, yakni plastik ramah lingkungan yang mudah terurai oleh tanah dalam waktu sepekan.

Menurut Humaira, ini dilakukan karena plastik yang sudah terpakai kerap menimbulkan pencemaran lingkungan karena menumpuknya sampah terlalu lama, sehingga rawan bencana banjir. "Plastik yang biasanya menumpuk dan mencemari lingkungan hingga bertahun-tahun dapat terdegradasi atau terurai dengan tanah hanya dalam kurun waktu kurang dari satu minggu," ujar gadis kelahiran Jombang tersebut.

Humaira menjelaskan, plastik sintetis merupakan bahan pengemas makanan yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Itu berasal dari bahan-bahan sintesis seperti selulosa asetat, polietilen, polipropilen, poliamida, poliester, polivinil klorida (PVC), polivinil asetat dan aluminium foil. Sedangkan plastik yang dibuat dari bahan-bahan tersebut bersifat nonbiodegradable atau tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroorganisme di dalam tanah.

Tidak hanya itu, biasanya plastik sintetis ditambahkan bahan pelembut (plasticizer) agar tidak kaku dan tidak mudah rapuh. Bahan pelembut ini sebagian besar terdiri atas senyawa golongan ftalat (ester turunan dari asam ftalat). "Padahal, penggunaan plasticizer seperti PCB dan DEHA dapat menimbulkan kematian jaringan dan bersifat karsinogenik pada manusia," jelas Humaira.

Nah, penelitian Humaira kali ini memberikan terobosan alternatif melalui pengembangan plastik biodegradabel yang mudah didegradasi oleh mikroorganisme dalam tanah dan renewable (terbarukan). Bahan yang digunakan untuk pembuatan plastik biodegradabel ini antara lain pati lidah buaya, kitosan, dengan gliserol sebagai plasticizer.

"Lidah buaya mengandung polisakarida yang dapat membentuk lapisan film plastik yang memiliki sifat antibakteri. Sedangkan kitosan mengandung protein untuk memperkuat sifat mekanika atau kekuatan plastik, serta gliserol sebagai plasticizer yang ramah lingkungan untuk memberikan kelenturan atau elastisitas pada plastik," tukas Humaira. Itulah sebabnya, plastik biodegradabel dari lidah buaya ini memiliki keunggulan, yaitu bersifat antibakteri dan mudah didegradasi oleh mikroorganisme dalam tanah.

Humaira juga mengatakan, plastik dari pati lidah buaya-kitosan dibuat dengan variasi konsentrasi kitosan tiga persen, empat persen, lima persen, enam persen, dan tujuh persen (b/v). Sedangkan konsentrasi lidah buaya dan gliserol dibuat tetap yaitu lima persen (b/v) dan 10 mililiter.

Tentang metode, Humaira menerangkan, metode yang digunakan dalam sintesis plastik dari lidah buaya-kitosan, yakni inverse fasa dengan penguapan pelarut pada temperatur 60 derajat Celcius. "Untuk karakterisasi plastik ini meliputi pengukuran ketebalan, uji sifat mekanik, uji swelling, penentuan morfologi, dan uji sifat biodegradable," papar dia.

Dari hasil penelitian, kata Humaira, diperoleh nilai daya tarik prosentase pemanjangan film plastik dan modulus yang optimal pada komposisi pati lidah buaya dan kitosan lima persen dibanding tujuh persen (b/v), yaitu masing-masing 461,538 MPa, 6,2 persen, dan 744,416 MPa. "Prosentase penggembungan (swelling) yang optimal diperoleh pada komposisi plastik antara pati lidah buaya-kitosan lima persen dibanding empat persen (b/v), dengan nilai 12,5 persen. Di samping itu, berdasarkan hasil Scanning Electron Microscopy (SEM) dihasilkan morfologi film plastik yang rata dan tidak berongga," tutur Humaira. Sehingga, dalam uji biodegradable terhadap plastik dari lidah buaya-kitosan dengan menggunakan bakteri EM4 menunjukkan bahwa film plastik terdegradasi hanya dalam waktu sepekan.(ULF/ANT)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini