Sukses

Petinggi Uber Hengkang Akibat Tuduhan Pelecehan Seksual

SVP Engineering Uber, Amit Singhal, harus meninggalkan perusahaan karena dituduh melakukan pelecehan seksual saat masih bekerja di Google.

Liputan6.com, California - Salah satu jajaran eksekutif Uber, Amit Singhal, meninggalkan perusahaan pada 27 Februari 2017. Singhal yang menjabat sebagai sebagai Senior Vice President (SVP) Engineering diperintahkan untuk langsung 'angkat kaki' oleh sang CEO, Travis Kalanick.

Menurut laporan Kara Swisher, seorang jurnalis Recode, Kamis (2/3/2017), Singhal dituduh melakukan tindak pelecehan seksual pada saat ia masih bekerja di Google. Hal tersebut terungkap dari sebuah dokumen rahasia, di mana menguar tindak pelecehan seksual yang dialami seorang karyawan wanita Google.

Pada saat Singhal masih di Google pada 2015, pelecehan tersebut menjadi perhatian besar. Akibatnya, Singhal meninggalkan Google pada Februari 2016. Namun ia tetap menepis bahwa alasan kepergiannya dari perusahaan di mana ia bekerja selama 15 tahun itu bukan karena tuduhan pelecehan seksual.

Barulah saat sekitar satu bulan Singhal bergabung dengan Uber, jajaran eksekutif mendapatkan laporan dari Swisher dengan dokumen yang berisikan rekam jejak tindak pelecehan Singhal selama di Google. Tanpa berpikir panjang lagi, Kalanick langsung bertemu dengan Singhal dan menyuruhnya untuk resign.

Reputasi Singhal di industri teknologi bisa dibilang cukup bersinar. Di Silicon Valley, dirinya sangat terkenal sebagai top engineer. Ia pun sering mengisi sesi di sejumlah konferensi teknologi dalam beberapa tahun terakhir.

Sebelumnya, Uber juga dituduh tindak pelecehan seksual yang dialami oleh mantan karyawan engineering, Susan Fowler. Kejadian ini bermula pada awal dirinya pindah ke tim baru. Di sana, sang manajer yang tak disebutkan namanya mulai berbicara hal tak nyaman pada Fowler. Manajer yang dimaksud tentu bukan Singhal.

CEO Uber Travis Kalanick menegaskan, perusahaan akan melakukan investigasi mendalam terkait tuduhan ini. Bahkan, Kalanick berjanji akan memecat siapa pun yang melakukan hal tersebut atau berpikir bahwa masalah ini adalah hal biasa.

(Jek/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini