Sukses

5 Fakta Fenomena Equinox yang Patut Kamu Ketahui

Berikut kumpulan 5 fakta soal fenomena Equinox yang patut kamu ketahui.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena Equinox yang akan terjadi pada akhir Maret 2017 membawa rumor bahwa suhu udara di Asia Tenggara akan meningkat ekstrem. Rumor tersebut mengatakan, suhu udara akan meningkat hingga 40 derajat Celsius. Apakah benar?

Seperti diwartakan Tekno Liputan6.com sebelumnya, fenomena alam ini ternyata tidak berdampak pada peningkatan suhu udara secara drastis. Di Indonesia, jika Equinox berlangsung, suhu udara diprediksi setidaknya berkisar di 32-36 derajat Celsius.

Equinox sendiri adalah fenomena di mana Matahari ada di lintasan garis khatulistiwa. Fenomena ini terjadi 2 kali dalam setahun, tepatnya pada 21 Maret dan 23 September.

Peristiwa langka tersebut juga membuat posisi Matahari terbit dan terbenam bisa dilihat secara horizontal di seluruh dunia. Orang yang tinggai di wilayah subtropis bagian utara dan selatan juga dapat menyaksikan fenomena ini.

Ada sejumlah fakta menarik yang perlu disimak di balik fenomena Equinox. Laman Bustle pada Jumat (17/3/2017), memuat 5 fakta Equinox. Apa saja? Simak pemaparannya di bawah ini.

1. Equinox Terjadi 2 Kali dalam Setahun

Equinox berlangsung 2 kali dalam setahun. Prediksi akurat astronom berkisar di bulan Maret dan September, tepatnya 21 Maret dan 23 September. Bukan tidak mungkin, prediksi bisa meleset ke tanggal selain itu, hanya masih dalam bulan yang sama.

Fenomena ini juga memiliki istilah yang berbeda. Wilayah belahan Bumi utara menyebut ekuinoks yang terjadi pada Maret sebagai Vernal (musim semi) Equinox. Sementara di belahan Bumi selatan disebut Autumnal Equinox.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Musim Semi dan Durasi yang Sama

2. Transisi Alam ke Musim Semi

Astronom di belahan Bumi utara menggunakan Equinox yang terjadi di Maret sebagai patokan untuk dimulainya musim semi. Musim berakhir di titik balik Matahari pada Juni, yaitu ketika musim panas akan dimulai.

Nah, bedanya dengan wilayah belahan Bumi selatan, Equinox yang terjadi di September justru malah menjadi penanda awal musim semi mereka.

3. Durasi Waktu Siang dan Malam Sama

Equinox berasal dari dua kata latin: aequus (sama) dan nox (malam) yang berarti Equinox yang berlangsung di Bumi akan menghadirkan fenomena siang dan malam dengan durasi yang sama. Kenyataannya, Bumi justru lebih lama mengalami waktu di siang hari saat Equinox berlangsung.

3 dari 3 halaman

Aurora Borealis dan Kebudayaan

4. Equinox dan Aurora Borealis

Equinox disebut-sebut menjadi momen yang pas untuk menyaksikan peristiwa Aurora Borealis di belahan Bumi utara. Seperti dijelaskan NASA, aktivitas geomagnetik akan berlangsung dua kali lebih intens ketika musim semi dan gugur.

5. Equinox dan Kebudayaan

Fenomena Equinox pun begitu melekat dengan perayaan kebudayaan di sejumlah wilayah. Masyarakat di Tiongkok, contohnya, merayakan Equinox pada Maret dengan tradisi menyeimbangkan telur. Telur yang diletakkan dalam posisi sejajar menandakan kesuburan dan pertanda keuntungan.

(Jek/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini