Sukses

Merek Global Ramai-Ramai Tarik Iklan dari YouTube

Liputan6.com, Jakarta - Agensi iklan kenamaan asal Prancis, Havas Group, memastikan diri menghentikan belanja iklan kliennya dari perusahaan Inggris di Google dan YouTube , menyusul munculnya iklan di video yang dianggap tak pantas.

Adapun klien Havas yang memutuskan untuk melakukan hal tersebut adalah O2, Royal Mail, BBC, Dominos, dan Hyundai Kia.

"Havas Grup Inggris telah mengambil keputusan atas nama klien untuk menghentikan sementara semua investasi di YouTube dan Google Display Network sampai pemberitahuan lebih lanjut," ujar juru bicara Havas seperti dikutip dari laman Advertising Age, Jumat (24/3/2017).

Penarikan itu dilakukan menyusul temuan Times yang menyebut sejumlah iklan dari merek terkenal muncul di konten-konten dari pendukung kelompok ekstremis di YouTube. Akibatnya, beberapa merek yang berkaitan memilih untuk menarik iklannya dari YouTube.

Marks and Spencer, Audi, RBS, dan L'Oreal adalah beberapa perusahaan yang resmi menarik iklan mereka di layanan itu karena hal tersebut.

Menanggapi masalah ini, Google European Chief Matthew Brittin berjanji meninjau kembali kebijakan perusahaan mengenai iklan, termasuk memperkuat penegakan hukum.

Terkini, GroupM Malaysia, salah satu perusahaan media periklanan terbesar di dunia menyarankan kepada brand untuk tak menarik seluruh dana beriklan di YouTube.

Perusahaan justru meminta pihak agensi dan pengiklan menuntut beberapa hal ke YouTube, mulai dari akses ke platform untuk memasukkan teknologi pihak ketiga yang dapat memastikan saat ada iklan penipuan.

Google juga diminta untuk membuat dan menegakkan aturan yang lebih kuat dan pedoman yang jelas saat mengkurasi atau mengkategorikan konten. Raksasa internet itu juga diminta untuk tak membayar konten-konten yang sudah jelas tidak aman bagi merek.

Perusahaan yang kini dipimpin Sundar Pichai itu juga menyiapkan tiga tools baru yang akan diluncurkan dalam waktu dekat.

Pertama, pengaturan ketat untuk iklan, sehingga kecil kemungkinan iklan muncul di konten negatif. Google juga akan mengajak merek untuk aktif ikut dalam beriklan di konten yang lebih relevan.

Kedua, akun baru untuk memudahkan pengiklan mengesampingkan situs dan channel tertentu dari semua AdWords untuk video dan kampanye Google Display Network.

Terakhir, kontrol tambahan yang memudahkan merek mengesampingkan 'konten berisiko tinggi dan memilih konten yang paling sesuai'.

(Dam/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.