Sukses

Indonesia Kena Serangan WannaCry, F-Secure: Itu Tidak Mengejutkan

Sebetulnya tidak mengejutkan bila Indonesia menjadi satu dari sekian banyak negara yang menjadi target serangan WannaCry. Mengapa?

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menjadi satu dari sekian banyak negara yang menjadi target serangan ransomware WannaCry. Managing Director PT Bintang Anugerah Kencana (distributor tunggal produk perusahaan keamanan F-Secure di Indonesia) Eko Widianto mengatakan, hal ini sebetulnya tidak terlalu mengejutkan.

Ada dua alasan yang melatarbelakangi hal ini. Pertama, awareness (kesadaran) orang Indonesia terhadap keamanan masih rendah. Oleh sebab itu, menurut Eko, tidak mengejutkan jika Indonesia menjadi target serangan ini.

"Dikira satu kali install sudah cukup, padahal enggak. Pengguna masih harus terus update produk itu. Jangan sampai bertahun-tahun pakai produk itu, tapi enggak di-update," kata Eko, saat berbincang dengan sejumlah awak media di Jakarta, Senin (15/5/2017).

Eko mencontohkan, orang Indonesia merasa perangkatnya sudah terlindungi ketika ia memasang produk solusi keamanan. Padahal, itu saja belum cukup.

Kemudian, alasan kedua adalah user behavior, yang berkaitan dengan dua hal. Maksudnya adalah kebiasaan orang Indonesia membuka attachment di e-mail dari pengirim yang tidak dikenal dan exploit kit di situs web yang biasanya memuat konten negatif.

"Di situs web seperti situs porno atau situs dengan konten negatif lainnya, biasanya ada exploit kit yang tanpa disadari, di perangkat kita tiba-tiba terpasang software tertentu," ujar Eko.

Sekadar informasi, WannaCry atau juga dikenal sebagai Wanna Decryptor adalah program ransomware spesifik yang mengunci semua data pada sistem komputer dan membiarkan korban hanya memiliki dua file: instruksi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya dan program Wanna Decryptor itu sendiri.

Saat program itu dibuka, komputer akan memberitahukan kepada korban bahwa file mereka telah dienkripsi dan memberikan mereka tenggat waktu untuk membayar, dengan memperingatkan bahwa file mereka akan dihapus.

Pelaku serangan menuntut pembayaran Bitcoin, memberikan petunjuk bagaimana cara membelinya, dan memberikan alamat Bitcoin untuk dikirim.

(Why/Isk)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.