Sukses

3 Tantangan Transformasi Data Center dan Cloud Versi VMware

Menurut VMware, ada tiga tantangan di tengah-tengah tren transformasi data center dan cloud.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa tahun belakangan ini, tren transformasi data center dan cloud sedang menjadi pusat perhatian berbagai perusahaan besar di Asia Tenggara.

Menjanjikan keuntungan luar biasa, seperti meningkatnya ketangkasan bisnis dan tingkat responsivitas hingga penghematan biaya sebuah organisasi atau perusahaan, tak ayal bilamana tren tersebut dilirik oleh sektor publik dan pemerintahan.

Beberapa sektor publik dan pemerintahan di negara-negara Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand saat ini sedang mendorong percepatan rancangan cetak biru (blue print) pembangunan kota cerdas yang mengoptimalkan seluruh jaringan dan data yang ada.

Berdasarkan laporan IDC per Januari 2017, berbagai organisasi ataupun perusahaan menghabiskan dana belanja hingga Rp 293 triliun untuk teknologi informasi dan komunikasi.

"80 persen dana belanja tersebut dihabiskan untuk teknologi yang berhubungan dengan konektivitas," papar Santoso Suwignyo, selaku Acting Country Manager, Indonesia, VMware baru-baru ini.

Meski begitu, bukan berarti pencanangan transformasi data center dan cloud menjadi mudah. Berbagai kompleksitas dan isu terkait IT pun acap kali terjadi. Dari berbagai halangan yang terjadi, VMware mendata ada tiga tantangan yang harus dihadapi.

Tantangan pertama adalah isu keamanan siber. Meskipun belanja keamanan ditingkatkan, berbagai upaya pembobolan data atau peretasan masih berlangsung dan cenderung meningkat.

"Ambil contoh kasus ransomware WannaCry baru-baru ini. Kemungkinan faktor internal dan perilaku pengguna disinyalir menjadi penyebab luasnya penyebaran malware tersebut," ungkapnya. Guna mengatasi ancaman siber tersebut, VMware menghadirkan sebuah solusi bernama NSX.

Tantangan kedua adalah pengalaman pengguna yang kompleks. Karyawan sering kali dihadapkan pada pengalaman antarmuka dan pengalaman di tingkat end-user yang sangat kompleks. Hal ini menimbulkan dampak negatif pada tingkat produktivitas kerja mereka.

Yang terakhir adalah pengelolaan sistem hybrid TI. Desentralisasi TI dan keleluasaan dalam mengadopsi layanan public cloud saat ini bisa berdampak pada meningkatnya agilitas dan fleksibilitas TI. Namun di sisi lain, layanan tersebut juga membawa kendala karena biaya yang tinggi, serta risiko-risiko kerentanan keamanan.

Oleh karena itu, VMware berharap organisasi, perusahaan, atau pemerintah yang ingin mengadopsi tren transformasi data center tersebut dapat lebih bijak memilih solusi pencanangan sistem cloud.

Supaya pencanangan transformasi data center berjalan lancar, ada baiknya untuk melakukan modernisasi infrastruktur, melakukan automatisasi IT, serta menggunakan aplikasi modern yang telah mendukung sistem cloud terkini.

(Ysl/Why)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.