Sukses

Tutorial Bikin Aplikasi Android Pemantau Suhu Ruangan

Liputan6.com, Jakarta - Pada tutorial kali ini, kami akan menjelaskan bagaimana cara membuat aplikasi Android untuk memantau suhu ruangan via internet.

Tutorial ini sama seperti sebelumnya, masih menggunakan peralatan yang sama, yakni AgnosThings sebagai platform IoT tempat menyimpan data dan WeMos D1 Mini sebagai perangkat utama yang akan diprogram untuk terhubung ke internet dan berkomunikasi dengan AgnosThings.

Skenarionya adalah aplikasi ini akan menangkap data suhu ruangan menggunakan sensor suhu LM35DZ dan menyimpan data tersebut di AgnosThings. Tidak sampai di situ, tutorial ini juga sekaligus membahas bagaimana membuat aplikasi Android sederhana untuk memantau data suhu dari AgnosThings.

Aplikasi Android yang kita buat berbasis HTML5 dan akan dikonversi ke dalam bentuk Android Package (.apk) menggunakan Cordova pada Intel XDK.

Tutorial ini kami set ke dalam tingkat menengah, dengan asumsi kamu sudah mencoba tutorial IoT tingkat pemula yang menyalakan dan mematikan lampu.

Maka itu, pada tutorial ini kami akan langsung membahas bagaimana perangkat IoT kita (dalam tutorial ini berarti WeMos D1 Mini) dapat mengirimkan nilai suhu secara kontinu ke AgnosThings, yang kemudian juga nilai tersebut akan kita tampilkan pada aplikasi Android.

Persiapan Perangkat dan Alat

Untuk dapat mengikuti tutorial ini, kamu harus mempersiapkan beberapa perangkat berikut:

  • Wemos D1 Mini Board Ini adalah board wifi kecil berbasis ESP8266. ESP8266 dikenal sebagai modul WiFi yang handal, ekonomis dan komunitas yang besar. ESP8266 inilah yang akan menghubungkan perangkat kita dengan internet via WiFi. Ada banyak varian prototipe board berbasis ESP8266, seperti NodeMCU, Adafruit HUZZAH ESP8266, ESPDuino, SparkFun ESP8266 Thing, dan Wemos. Kita sebenarnya bisa langsung memprogram ESP8266 langsung tanpa menggunakan yang breakout board, tapi kali ini kami menggunakan Wemos D1 Mini karena board ini paling murah dan mudah didapatkan dibanding board sejenisnya. Selain itu, board ini sudah dilengkapi onboard microUSB dan serial driver, sehingga tidak perlu lagi USB to TTL atau FTDI adapter. Cocok untuk belajar.
  • Sensor Suhu LM35DZ Ada banyak varian sensor suhu yang bisa kita gunakan, masing-masing dengan spesifikasi dan harga bervariasi. Beberapa di antaranya adalah thermocouple, TMP100, LM75, DS18B20, LM35, SHT15, RHT03 dan DHT11. Kali ini kita akan menggunakan sensor LM35. Sensor LM35 memiliki akurasi pengukuran ± 0.6 °C. LM35 pun memiliki setidaknya 3 varian, yaitu LM35, LM35C dan LM35D. LM35 dan LM35A memiliki batasan suhu yang dapat diukur dalam rentang -55 °C hingga 150 °C, sedangkan LM35C dari -40 °C hingga 110 °C, dan LM35D dari 0 °C hingga 100 °C. Output sensor ini adalah nilai analog yang nantinya akan kita konversikan ke dalam bentuk derajat Celsius. Pada tutorial ini, kami akan menggunakan LM35DZ dengan rentang 0-100 °C karena kita akan mengukur suhu udara di ruangan yang sangat jarang mencapai angka 0 derajat dan melebihi 100 derajat (setidaknya untuk Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa). 
  • Breadboard
  • Kabel jumper

Selain perangkat-perangkat di atas, Kamu akan memerlukan wifi access point yang terhubung ke internet. Access point ini yang nantinya akan digunakan oleh ESP8266 untuk terkoneksi ke internet. Kamu bisa menggunakan jaringan wifi rumah kalau punya, sekolah, kantor atau melalui tethering hotspot dari smartphone atau wireless router. Selain itu, kamu juga bakal memerlukan beberapa alat seperti obeng dan gunting.

Merangkai Alat

LM35 menghasilkan output analog. Kami menggunakan LM35DZ yang rentang pengukuran suhunya antara 0-100 °C. Pada dasarnya sensor ini tidak menangkap nilai suhu secara langsung. Karena seperti kita ketahui, nilai analog dibaca dari perubahan voltase yang dikeluarkan oleh sensor. LM35DZ memiliki rasio konversi yang linear, di mana untuk setiap kenaikan 1 derajat Celsius itu setara dengan kenaikan output 10mV.

LM35DZ memiliki 3 kaki, dari kiri ke kanan adalah Vs, Vout dan GND. Vout kita hubungkan ke pin A0 untuk menerima sinyal analog. Vs kita hubungkan dengan pin 3.3V. Langkah-langkah selengkapnya bisa kamu baca di sini.

**Artikel ini merupakan hasil kerja sama Tekno Liputan6.com dengan CodePolitan. Untuk informasi lainnya mengenai seluk beluk pemrograman dan teknologi, kunjungi https://www.codepolitan.com/.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini