Sukses

Ups, Produktivitas Pekerja Pria Menurun Akibat Sering Main Gim

Bermain gim diklaim dapat menghilangkan stres di pekerjaan, tetapi berdampak pada penurunan produktivitas kerja.

Liputan6.com, California - Distraksi yang menganggu pekerjaan biasanya datang dari lingkungan kerja itu sendiri. Ada yang mengatakan, obrolan dengan teman kerja bisa mengulur produktivitas.

Namun, aktivitas berinternet seperti nonton video streaming ternyata ditengarai menjadi penyebab molornya kerja. Tak cuma itu, studi terbaru menunjukkan produktivitas pekerjaan juga bisa menurun drastis akibat bermain gim. Mirisnya, fenomena ini malah cenderung terjadi di kalangan pria.

Studi yang dipublikasikan National Bureau of Economic Rersearch ini menemukan produktivitas pria berusia 21-30 tahun ternyata tidak maksimal dibanding dengan generasi di atasnya.

Secara spesifik, studi mengungkap mereka hanya bekerja dalam total kurang dari 200 jam selama satu tahun. Seharusnya, jam kerja mereka bisa lebih dari angka itu.

"Alasannya, karena para pekerja ini suka main gim. Ini menyita waktu kerja mereka," tulis keterangan studi tersebut, seperti dikutip Tekno Liputan6.com via Ubergizmo, Kamis (6/7/2017).

Diumbar lebih detail, pria berusia 21-30 tahun menghabiskan waktu dalam kisaran lebih dari 3 jam selama satu minggu. Salah satu alasan mengapa mereka lebih suka menghabiskan waktu bermain gim tak lain karena kualitas dari genre gim itu sendiri, seperti genre MMORPG.

"Genre seperti ini kita temukan di World of Warcraft, nyatanya harus dimainkan selama berjam-jam. Jika dimainkan 1-2 jam saja, mereka tidak akan puas," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Main Gim Bisa Hilangkan Stres

Salah satu alasan mengapa pria butuh bermain gim, karena dapat mengatasi stres di pekerjaan. Pada 2009, seorang peneliti teori gim sekaligus desainer, Jane Mcgonigal mengalami gegar otak.

Dokter menyuruhnya untuk istirahat total tanpa harus melakukan apapun, bahkan membaca, menulis, maupun bermain gim.

Mcgonigal kemudian menyimpulkan 'pengekangan' ini sebagai bunuh diri. Daripada merasa tersiksa karena tidak bisa melakukan apa-apa, ia pun mengganti pola pikirnya dan mengubah keadaannya menjadi sebuah permainan. Pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul "Super Better".

Sebagaimana dilansir USA Today, Mcgonigal menilai saat bermain gim, otak akan merespon secara berbeda terhadap stres dan hambatan. Seseorang akan lebih mudah mengendalikan perhatiannya dan mengabaikan apa yang dianggap gangguan.

Pemain gim memiliki emosi positif, seperti rasa ingin tahu mengenai pemecahan masalah pada gim tersebut, sehingga mereka merasa berenergi dengan tantangan, bukan justru merasa kewalahan.

Untuk menguasai kemampuan tadi, seorang pemain gim harus melatihnya secara regular. Akan tetapi, jenis gim yang dipilih tidak boleh sembarangan, melainkan harus memiliki tantangan dan memerlukan strategi untuk menyelesaikannya.

Penelitian mengatakan, bermain tiga kali selama 20 menit dalam seminggu dapat membantu meningkatkan kemampuan tersebut. Akan tetapi, sebaiknya jangan memilih gim yang sama setiap kali kamu bermain.

Dengan demikian, tubuh kita tidak akan menderita efek negatif dari melakukan hal di bawah tekanan. Hal yang bisa diimplikasikan dalam kehidupan nyata adalah dengan belajar bagaimana memanfaatkan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.

(Jek/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.