Sukses

Konsumen di Jabar dan Indonesia Makin Suka Belanja Online

Makin banyak konsumen Indonesia yang berpindah dari belanja konvensional ke online.

Liputan6.com, Jakarta - Derasnya arus teknologi informasi mengubah gaya hidup konsumen Indonesia karena dalam beberapa tahun terakhir, makin banyak konsumen Indonesia yang berpindah dari belanja konvensional ke online (daring).

Demikian diungkapkan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Barat (Jabar), Jodi Janitra, di Bandung, baru-baru ini. Menurutnya, pelaku usaha mikro kecil (UMK) Jabar sempat terlambat merespons pergeseran itu.

"Menjelang Lebaran tahun lalu banyak pelaku UMK yang mengeluhkan sepinya pasar. Ternyata hal itu terjadi bukan karena penurunan daya beli masyarakat," ujar Jodi.

Namun, lanjutnya, hal itu disebabkan banyaknya UMK yang belum paham teknologi informasi dalam menunjang pemasaran produk. Akibatnya banyak di antara mereka mengalami penurunan omzet dibanding tahun sebelumnya.

"Tahun ini makin banyak UMK yang melek teknologi. Mereka mulai memanfaatkan go food, marketplace, dll, sehingga omzet mereka naik dibandingkan jelang Lebaran tahun lalu. Belum terlalu besar, (naik, red.) sekitar sepuluh sampai lima belas persen," katanya.

Ia memprediksi, ke depan akan makin banyak masyarakat memanfaatkan e-Commerce dalam memenuhi kebutuhannya, baik fesyen maupun kuliner. Oleh karena itu, ia mengimbau agar UMK makin dinamis dalam merespons perubahan perilaku pasar.

Berdasarkan data Lembaga Riset Telematika, Sharing Vision, 36 persen usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia masih offline. Sementara itu, 37 persen UKM hanya memiliki kemampuan online yang sangat mendasar (basic) dan 18 persen memiliki kemampuan online menengah.

"Hanya sembilan persen yang memiliki kemampuan bisnis online lanjutan," kata Chief Sharing Vision, Dimitri Mahayana.

Sementara Data Sensus Ekonomi 2016 Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, dalam 10 tahun terakhir jumlah e-commerce di Indonesia tumbuh sekitar 17 persen.

Dimitri memprediksi pada 2025 potensi pasar e-Commerce di Indonesia akan mencapai 46 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Menurut dia, sejak 2014 jumlah produk, merchant, dan transaksi bulanan e-Commerce terus bertumbuh.

Laporan Bloomberg menyatakan pada 2020 lebih dari separuh penduduk Indonesia akan terlibat dalam kegiatan e-Commerce. Riset lain dari McKinsey dalam laporan bertajuk ‘Unlocking Indonesia’s Digital Opportunity’ menyebutkan, peralihan ke ranah digital akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 150 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2025.

Tonton video menarik berikut ini:

(Msu/Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.