Sukses

Warganet Sindir Menkominfo Terkait Pemblokiran Telegram

Warganet mengkritik pemblokiran terhadap situs web Telegram yang dilakukan oleh pemerintah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memblokir situs web Telegram yang beralamat di web.telegram.org. Pemblokiran ini mengundang reaksi dari para penggunanya, dan mereka mengeluhkan hal tersebut kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara.

Pantauan tim Tekno Liputan6.com, Jumat (14/7/2017), para pengguna Telegram menyampaikan kritikannya atas perintah pemblokiran tersebut kepada Rudiantara melalui Twitter. Mereka menyayangkan langkah pemblokiran tersebut.

Berikut sejumlah cuitan yang ditujukan ke akun Twitter pribadi Rudiantara:

"@rudiantara_id chef masa iya Telegram diblokir hanya gara-gara alasan yang gak masuk logika," tulis @nasirdbjpr.

"Pak Menteri @rudiantara_id kami bekerja pakai Telegram, kalau mau deteksi teroris kenapa tidak diretas saja komunikasinya bukan aplikasinya?!," kicau Mas Noval Setyawan dengan akun @NopankOpank.

"Sangat disayangkan Telegram akan diblokir oleh Menkominfo. Padahal aplikasi ini memiliki fitur yang tidak dimiliki pesaingnya @rudiantara_id," kicau akun @isnu.

Pemerintah mulai memblokir situs web Telegram pada hari ini. Domain web.telegram.org berada dalam daftar pengaduan sebagai situs terlarang di Trust+ Positif Kementerian Kominfo. Sedangkan aplikasi mobile Telegram masih bisa digunakan.

Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Noor Iza, membenarkan pemblokiran tersebut. Namun ia belum bersedia mengungkapkan rincian pemblokiran.

"Ya benar, nanti akan kami sampaikan keterangannya," tutur Noor Iza.

Selama ini Telegram disebut sebagai layanan yang menjadi alat komunikasi teroris, tetapi belum diketahui apakah hal ini menjadi penyebab pemblokiran Telegram di Indonesia. Sepak terjang Telegram memang selalu menarik perhatian, terlebih karena sikap perusahaan yang tidak ingin berbagi data para penggunanya dengan pemerintah.

Telegram adalah layanan pesan singkat gratis berbasis cloud, yang tersedia di sejumlah platform, termasuk iOS dan Andorid. Telegram diluncurkan pada 2013 oleh dua orang bersaudara, Nikolai dan Pavel Durov, yang sebelumnya mendirikan VKontakte.

Telegram memiliki kantor pusat di Berlin, Jerman. Tapi sampai saat ini, layanan tersebut tidak mengungkapkan lokasi rinci kantor atau badan hukum yang mereka gunakan dengan alasan untuk melindungi tim dari pengaruh yang tidak perlu dan para pengguna dari permintaan data pemerintah.

(Din/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.