Sukses

Top 3: Smartphone Tiongkok Kembaran Galaxy S8

Artikel mengenai smartphone Tiongkok kembaran Samsung Galaxy S8 menjadi artikel terpopuler di Tekno Liputan6.com edisi Sabtu (15/7/2017).

Liputan6.com, Jakarta Artikel mengenai smartphone Tiongkok kembaran Samsung Galaxy S8 menjadi artikel terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com edisi Sabtu (15/7/2017).

Selain itu, dua artikel lainnya yang turut menyedot perhatian pembaca adalah artikel tentang spesifikasi Xiaomi Redmi 5 dan alasan mengapa Telegram menjadi aplikasi favorit kelompok teroris.

Selengkapnya, simak Top 3 Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Vendor Tiongkok Ini Bikin Smartphone Kembaran Galaxy S8

Samsung Galaxy S8 hadir dengan desain yang berbeda dengan lainnya, yakni Infinity Display. Siapa sangka, ada vendor smartphone yang terinspirasi dari desain Infinity Display Samsung ini.

Vendor yang dimaksud adalah Ulefone. Perusahaan Tiongkok ini dilaporkan akan merilis smartphone berdesain Infinity Display bernama Ulefone F2.

Mengutip laman Gizmochina, Sabtu (15/7/2017), Ulefone F2 dikabarkan akan menjadi smartphone berlayar Infinity Display pertama yang mengusung RAM 8GB.

Selengkapnya baca di sini

2. Inikah Spesifikasi Xiaomi Redmi 5?

Xiaomi menyiapkan sejumlah smartphone, yang diperkirakan rilis pada tahun ini. Salah satunya adalah Redmi 5. 

Dilansir GSM Arena, Sabtu (15/7/2017), rencana Xiaomi merilis Redmi 5 semakin menyita perhatian setelah sejumlah foto diduga smartphone tersebut muncul di internet. Foto-foto itu beredar di jejaring sosial asal Tiongkok, Weibo, yang memperlihatkan desain dan sejumlah spesifikasinya.

Berdasarkan keterangan yang tertulis, Redmi 5 akan hadir dengan dua pilihan chipset dan RAM. Varian pertama memiliki chipset Snapdragon 625 dan RAM 3GB, sedangkan yang lainnya dilengkapi chipset Snapdragon 630 dengan RAM 4GB.

Selengkapnya baca di sini

3. Alasan Telegram Jadi Aplikasi Favorit Kelompok Teroris

Baru-baru ini, publik Tanah Air sempat heboh akibat keputusan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memblokir akses ke Telegram versi situs web. Keputusan itu pun ditolak keras banyak pengguna Telegram.

Kemkominfo beralasan pemblokiran itu dilakukan karena banyak konten bermuatan negatif yang wara-wiri di platform tersebut, terutama terorisme dan radikalisme. Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menyebut ada belasan ribu halaman terorisme di aplikasi asal Rusia tersebut.

Lantas, benarkah klaim tersebut? Dalam banyak kasus, tak dimungkiri Telegram merupakan aplikasi favorit sejumlah kelompok teroris. Salah satu yang diketahui menjadi pengguna setia Telegram adalah ISIS.

Selengkapnya baca di sini

(Why)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini