Sukses

Ini 3 Tips Tangkal Serangan Siber

Karena kejahatan siber yang terus berkembang, pengguna komputer harus mengetahui tips untuk menghindarinya.

Liputan6.com, Jakarta - Komersialisasi kejahatan siber semakin berkembang pesat dan terorganisir. Penyewaan beragam alat dan teknologi hacking, mulai dari exploit kit hingga ransomware menjadi bisnis besar menguntungkan dengan melibatkan peretas kawakan atau yang baru memasuki dunia kejahatan siber.

"Kejahatan siber awalnya adalah kejahatan individu, yang kemudian berkembang menjadi kejahatan teroganisir dan dikelola dengan profesional. Keuntungan yang besar menjadi pemikat bagi banyak simpatisan dari dunia bawah tanah untuk ikut terlibat. Akibatnya, serangan siber terus meningkat dari waktu ke waktu," jelas Technical Consultant PT Prosperita – Eset Indonesia, Yudhi Kukuh, dalam keterangan resminya, Selasa (25/7/2017).

Pengguna komputer, baik secara personal atau perusahaan, akan dirugikan dengan perkembangan kejahatan siber. Hal ini karena akan semakin banyak serangan siber dengan berbagai alat hacking yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan.

Alat serangan akan terus dikembangkan dan semakin canggih setiap tahun, dikomersialkan dan didistribusikan lebih cepat daripada sebelumnya. Itu berarti sistem pertahanan akan menghadapi berbagai serangan dalam skala besar.

Selain itu, karena ilmu pengetahuan akan terus berkembang maka kemampuan hacker juga akan ikut meningkat sehingga malware (software berbahaya) semakin sulit dideteksi, memakan waktu dan membutuhkan pengalaman untuk menganalisa.

Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas MaaS atau Malware as a Service menjadi bisnis yang paling "menyejahterakan" bagi penjahat siber di pasar gelap bawah tanah dengan munculnya beragam layanan seperti Ransomware as a Service (RaaS), DDoS as a Service, Phishing as a Service.

Selanjutnya

Nah, agar tidak menjadi korban, berikut beberapa tips untuk membantu menangkal serangan siber dari perusahaan keamanan Eset:

1. Edukasi

Sampai detik ini, pengguna komputer masih menjadi titik terlemah yang menjadi penyebab masuk serangan siber ke dalam sistem perusahaan. Ini pula yang menjadi alasan mengapa pengembang malware masih sering menggunakan email spam sebagai metode penyebaran.

Yudhi menilai, kesadaran keamanan siber harus terus digalakkan, karena dengan menyadari bahayanya maka masyarakat akan mencari tahu apa yang harus mereka lakukan agar tidak menjadi korban.

2. Back up data

Dengan menduplikasi data ke tempat penyimpanan data eksternal yang tidak terhubung dengan koneksi internet atau komputer lain, terbukti membantu banyak perusahaan maupun personal yang pernah diserang malware.

3. Menerapkan beberapa lapis sistem keamanan

Pengguna komputer bisa menggunakan sistem selain antivirus untuk mempersempit ruang bagi penjahat siber mengeksploitasi keamanan pada perangkat. Lapisan keamanan lain yang bisa digunakan seperti dua faktor otentikasi dan enkripsi.

(Din/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.