Sukses

ShoposLab: Malware Berbahaya Mulai Incar MacBook

Menurut prediksi SophosLab, malware agresif melancarkan serangan ke perangkat MacBook pada tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Malware kini tak hanya menyerang perangkat Android saja, tetapi juga perangkat iOS. Menurut prediksi SophosLab, malware agresif melancarkan serangan ke perangkat MacBook pada tahun ini.

Selain itu, perusahaan keamanan dan antivirus ini juga menemukan adanya malware Mac licik yang dapat mencuri data dengan masuk ke celah perangkat dan mengaksesnya dari jarak jauh. Malware semacam ini akan menggunakan modus uang tebusan.

Selain itu, jenis malware Mac lainnya yang berbahaya adalah ransomware File Code, yang ditulis dalam bahasa pemprograman Swift atau bahasa pemprograman relatif baru di sistem Apple.

Direktur Sophos ASEAN dan Korea, Sumit Bansal mengatakan File Code akan mengirimkan pesan teks kepada pengguna untuk membayar tebusan dengan bitcon, dan membiarkan komputer mereka terhubung ke internet.

"Dengan begitu, penjahat siber bisa mengakses komputer dari jarak jauh untuk memulihkan dokumen milik korban," ungkap Bansal, seperti disampaikan dalam keterangan rilis kepada Tekno Liputan6.com.

Ia mengungkap sejumlah cara agar pengguna komputer Apple tidak menjadi korban File Code, antara lain menghindari situs yang mengklaim dapat memberikan lisensi gratis untuk perangkat lunak komersial. Bisa saja Filecode berada tersembunyi di dalam tools yang digunakan melakukan crack.

Selain itu, Filecode menggunakan algoritma enkripsi yang hampir dipastikan bisa dipecahkan tanpa harus membayar uang tebusan. Apabila Anda memiliki salinan asli file yang tak terenkripsi, Anda dapat menggunakan tools gratis untuk memecahkan kunci deskripsi dan memulihkan file. *

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ransomware Baru

Dalam temuan lainnya baru-baru ini, SophosLab juga mengidentifikasi jenis ransomware Mac baru, yakni MacRansom. Ransomware ini disebut-sebut sebagai jenis dari ransomware-as-a-service (RaaS). Artinya, orang yang tak memiliki pengalaman coding dapat menghasilkan uang dengan mendistribusikan ransomware ke orang lain.

Adapun, ransomware bekerja dengan menginstal sendiri tanpa diketahui yang menggunakan akun si korban. "Sulit bagi si korban untuk mendeteksi hal itu karena ransomware ini memakai nama-nama umum yang mirip dengan dokumen Mac OS" tutur Bansal.

Begitu malware ini aktif, ia akan mulai mengenkripsi dokumen milik pengguna dan menawarkan kunci dekripsi dengan tebusan. Malware ini mengincar file yang tersimpan di hard disk, USB, dan drive portable lain. Untuk itu, masyarakat diminta untuk menyimpan satu salinan dokumen secara offline maupun offsite.

Ia menyarankan agar pengguna tetap waspada terhadap dokumen tak dikenal, dan hanya membuka dokumen yang pengirimnya dikenal. Kemudian, jangan log in sebagai administrator dengan waktu lama dan hindari browsing.

"Pengguna komputer harus lakukan patch sedini mungkin dan mulai mempertimbangkan penggunaan solusi keamanan next-generation secara menyeluruh. Misalnya, lewat solusi keamanan yang kami kembangkan, Sophos Home yang dapat memproteksi PC dan Mac dari malware berbahaya," tuturnya. *

(Cas/Ysl)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.