Sukses

Pengunggah Foto Hitam Putih di Instagram Cenderung Depresi?

Hasil penelitian mengungkapkan orang yang senang mengunggah foto dengan warna gelap memiliki kecenderungan depresi. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Foto-foto di Instagram rupanya bisa menunjukkan kesehatan mental pengunggahnya.

Hal ini berdasarkan hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari Harvard University dan University of Vermont. Sebagaimana dikutip dari Tech Times, Senin (14/8/2017), tim peneliti mengembangkan program komputer berbasis machine learning untuk menganalisa foto-foto Instagram.

Rupanya, hasil temuan penelitian ini bisa menganalisis kondisi mental si pengguna secara lebih baik dibandingkan psikiater. Program komputer ini menganalisa lebih dari 43.000 foto yang diunggah oleh 166 pengguna.

Rupanya hasil analisa itu cukup mengejutkan, 71 pengguna didiagnosa mengalami depresi. Analisa program komputer ini diklaim 70 persen lebih akurat dibandingkan dengan yang dilakukan oleh dokter yang tingkat akurasinya hanya 42 persen.

Seorang anggota tim peneliti Christopher Danforth mengatakan analisis terhadap akun pengguna media sosial terpopuler menunjukkan foto yang diunggah oleh orang yang didiagnosa depresi memiliki warna yang lebih gelap. Pengguna yang depresi cenderung mengunggah gambar lebih sering. 

"Selain itu, foto mereka yang didiagnosa menderita depresi memiliki banyak komentar. Bahkan, jika pengunggah tak menerapkan filter ke foto, ia cenderung depresi," katanya. 

Adapun filter yang biasa mereka pilih di antaranya adalah Inkwell. Berbanding terbalik dengan pengguna yang mengunggah foto dengan filter Valencia yang mentalnya dianggap lebih sehat.

Tidak hanya filter, pengguna yang menderita depresi cenderung mendapat lebih sedikit tanda "likes" saat mengunggah foto. Mereka juga sering mengekspresikan perasaannya melalui skema warna kebiru-biruan, keabu-abuan, dan lebih gelap.

Pengguna Instagram yang depresi juga cenderung mengunggah foto wajah mereka, tapi kadang justru sama sekali tidak mengunggah foto wajahnya.

Menurut tim peneliti, penelitian mereka telah mempertimbangkan privasi data dan tindakan etis. Pada sisi lain, hasil penelitian juga bisa menjadi blue print yang efektif untuk menyaring kondisi mental masyarakat yang makin digital.

(Tin/Cas)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.