Sukses

Tips Tangkal BlueBorne, Serangan Hacker Mematikan via Bluetooth

BlueBorne membahayakan sistem operasi populer di mobile, desktop, dan IoT, seperti Android, iOS, Windows, dan Linux.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti dari Armis Labs menemukan vektor serangan terbaru yang dapat membahayakan sistem operasi populer di mobile, desktop, dan IoT, seperti Android, iOS, Windows, Linux, serta perangkat yang menggunakan sistem operasi tersebut.

Serangan ini dijuluki BlueBorne, yang mana menyebar melalui airborne dan menyerang perangkat melalui Bluetooth tanpa disadari pemilik perangkat. Mereka juga mengungkap delapan kerentanan zero-day (temuan celah keamanan di mana tidak ada patch yang tersedia), empat di antaranya tergolong kritis.

BlueBorne memungkinkan penyerang untuk mengendalikan perangkat, mengakses data dan jaringan perusahaan, menembus jaringan "air-gapped" yang aman, dan menyebarkan malware secara lateral ke perangkat yang berdekatan.

Menanggapi hal tersebut Director Global Research & Analysis Team APAC, Kaspersky Lab Vitaly Kamluk mengatakan, serangan ini bergantung pada ketersediaan perangkat Bluetooth serta kedekatannya dengan perangkat.

"Terlepas dari fitur keamanan yang tersedia di perangkat, satu-satunya cara untuk mencegah hacker mengeksploitasi perangkat kamu adalah dengan mematikan fitur Bluetooth di perangkat ketika tidak digunakan.

Jangan mengaktifkannya ke mode tak terlihat atau tidak terdeteksi, tetapi benar-benar mematikannya," ujar Kamluk memberikan tips untuk mencegah serangan BlueBorne kepada Tekno Liputan6.com via email, Jumat (15/9/2017) di Jakarta.

Teknologi seperti Bluetooth mulanya dirancang dengan memikirkan aspek keamanan. Namun, terlalu banyak komplikasi teknologi dari waktu ke waktu menyebabkan kesalahan yang tak terelakkan dalam kode yang dibuat para coder sehingga dengan mudah dimanfaatkan oleh penyerang.

Ia menuturkan, laporan terbaru tentang kerentanan di Bluetooth ini mencakup beberapa kerentanan pada platform tertentu, namun jumlah kerentanannya belum ditemukan atau tidak dilaporkan kemungkinan jauh lebih besar.

"Oleh karena itu kami ingin meminta perhatian semua pengguna yang memiliki fitur Bluetooth di perangkatnya. Temuan ini tujuannya sebagai pengigat sehingga dapat membatasi implikasi serangan terhadap pengguna dan organisasi. Umumnya berlaku bagi Bluetooth serta layanan dan teknologi TI lainnya,” pungkas Kumlak.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.