Sukses

Menakjubkan, Ini Asal Usul Sinar Kosmik di Alam Semesta

Sinar kosmik ternyata berasal dari luar galaksi Bima Sakti. Bahkan, para 'pemburu' sinar kosmik ini harus membangun observatorium khusus.

Liputan6.com, California - Selama ini, astronom terus mencari asal usul sinar kosmik yang muncul dari langit. Setelah setengah abad, akhirnya para astronom menemukan jawaban yang jelas terkait awal mula terbentuknya sinar kosmik tersebut.

Mereka mengungkap, sinar kosmik ternyata berasal dari luar galaksi Bima Sakti. Untuk mencari identitas dari sinar itu, astronom sampai-sampai harus membangun observatorium raksasa khusus demi mencari asal usul sinar kosmik.

Mencari tanda sinar kosmik di luar angkasa pun butuh waktu lama. Pasalnya, sinar yang bisa menembus Bumi sangat langka ditangkap dengan satelit.

Menurut yang dilansir Mirror pada Kamis (28/9/2017), observatorium penelitian sinar kosmik bernama "Pierre Auger" tersebut dibangun di Argentina, dengan luas 3.000 kilometer persegi dan mampu menampung 1.600 perangkat detektor yang bertugas untuk mengamati tanda-tanda sinar kosmik di atmosfer Bumi.

Diketahui, proses pengamatan sinar kosmik memakan waktu 12 tahun lamanya dan melibatkan kolaborasi lebih dari 400 ilmuwan dari 18 negara.

Walau astronom berhasil memastikan tempat asal mula datangnya sinar kosmik, sayangnya mereka tidak bisa mencari tahu di mana tepatnya lokasi sinar tersebut terbentuk.

"Sinar ini mungkin adalah partikel yang terbentuk dari lingkungan kosmik ekstrem, seperti lubang hitam supermasif. Atau juga bisa terjadi akibat guncangan besar antar galaksi," ujar astronom Dr Jose Bellido.

Bagaimanapun, para astronom ini tengah mencari tahu lebih lanjut terkait mengapa sinar kosmik bisa terbentuk. Jika telah ditemukan jawaban pastinya, mereka tentu bisa membantu penelitian lebih jauh untuk mempelajari komposisi galaksi dan meneliti proses pembentukan inti sel partikel di luar angkasa.

Sinar kosmik sendiri adalah sinar dengan intensitas cahaya tinggi yang terdiri dari proton dan inti atom seperti zat besi dan hidrogen. Dengan demikian, tingkat radiasi dari sinar ini pun diklaim begitu besar.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.