Sukses

Jurus Google Hadapi Penyebaran Malware di Android

Dengan adopsi penggunanya saja sudah menyentuh 2 miliar perangkat, ternyata ada 25 ribu aplikasi Android yang terjangkit malware pada 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Android kini didapuk sebagai sistem operasi paling besar dan terpopuler di dunia. Adopsi penggunanya saja sudah menyentuh 2 miliar perangkat.

Pun begitu, bukan berarti Android bisa lepas begitu saja dari ancaman malware. Pada awal 2017, ada sekitar 25 ribu aplikasi Android yang terjangkit.

Karena itu, Google selaku empunya sistem operasi robot hijau ini tak ingin tinggal diam dalam menanggulangi ancaman malware. Raksasa teknologi asal Negeri Paman Sam tersebut pun memiliki sejumlah 'jurus' jitu.

Seperti disampaikan Director Android Security Google Adrian Ludwig, pihak Google kini tengah berancang-ancang menyiapkan beberapa cara untuk meningkatkan keamanan perangkat Android. Salah satunya adalah dengan merekrut Sumber Daya Manusia (SDM) yang ahli dalam bidang keamanan.

"Android semakin banyak penggunanya. Karena itu, kami harus lebih ekstra meningkatkan keamanan. Kami juga telah merekrut SDM untuk bisa mengamankan semua perangkat Android dari berbagai jenis serangan. Mereka ditempatkan di negara-negara Google beroperasi," ujar Ludwig kepada Tekno Liputan6.com saat sesi video conference call yang dilakukan di kantor Google Indonesia, Selasa siang (10/10/2017).

Cara lain yang juga digempur Google adalah dengan menghadirkan fitur Google Play Protect. Fitur keamanan ini hadir untuk melindungi sistem Android dari aplikasi yang mencurigakan dan bisa mengancam keamanan perangkat.

"Google Play Protect bisa mendeteksi ancaman dengan cepat dan cerdas. Ketika menemukan aplikasi yang mencurigakan, ia bisa menanganinya seketika," papar pria lulusan University of California, Berkeley, Amerika Serikat (AS) ini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tersedia dari Gingerbread hingga Oreo

Google Play Protect kini hadir ke semua perangkat Android--tepatnya dua miliar perangkat Android di seluruh dunia. Ludwig mengklaim, Google Play Protect bisa memindai sistem keamanan setidaknya satu miliar perangkat Android, dan mampu mengecek 50 miliar aplikasi setiap harinya.

Ludwig mengungkap, Google Play Protect juga tersedia dari perangkat Android paling lawas--Gingerbread, hingga yang terbaru--Oreo. Dengan demikian, fitur keamanan ini dijamin menjamah semua perangkat Android, mengingat fragmentasi pada sistem operasi di bawah Gingerbread--seperti Eclair dan Froyo sudah begitu tipis.

Google Play Protect sendiri bisa dilihat dari bagian My Apps di Play Store. Pengguna dapat pula mencarinya di Settings --> Security and Location.

Google pun turut membuka API (Application Progamming Interface) untuk meningkatkan keamanan Android. Selain itu, perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California, AS tersebut juga memanfaatkan implementasi kecerdasan buatan dalam machine learning. Dengan begitu, ia bisa menganalisis ancaman malware yang mencurigakan lebih dalam dan cepat.

Tak cuma itu, Ludwig juga memaparkan, Google saat ini mengembangkan ekosistem program keamanan. Mereka mengajak para pengembang aplikasi, pembuat perangkat, dan peneliti keamanan untuk bersama-sama meningkatkan keamanan Android.

"Kami memberikan rewards khusus bagi mereka (pengembang, pembuat perangkat, dan peneliti keamanan) yang berhasil menemukan celah keamanan di Android," pungkasnya.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.