Sukses

Adobe Flash Jadi Alat Mata-mata Pejabat Negara

Liputan6.com, Jakarta - Seakan-akan tak cukup membuat banyak pengguna internet takut dengan serangan Krack yang baru-baru ini muncul, sebuah ancaman keamanan siber baru diungkap oleh perusahaan keamanan, Kaspersky Lab.

Perusahaan keamanan asal Rusia itu mengungkap celah keamanan baru di platform Adobe Flash. Dilansir laman Ubergizmo, Rabu (18/10/2017), celah keamanan di Adoble Flash itu memungkinkan peretas menanam malware di dalam software untuk menyerang PC korban.

Diketahui, malware yang dikenal dengan nama FinSpy atau FinFisher ini adalah produk komersial yang dijual ke negara-negara dan badan hukum untuk memata-matai pengguna.

Kemampuan memata-matai inilah yang dimanfaatkan oleh hacker yang menamakan diri mereka, BlackOasis. Dalam aksinya, hacker menanamkan malware di Flash dan digunakan untuk memata-matai politisi Timur Tengah, pejabat PBB, blogger, aktivis, dan beberapa wartawan.

Meski begitu, perusahaan pembuat software telah merilis update terkait memperbaiki lubang keamanan tersebut. Lalu bagaimana bila kamu sudah terinfeksi malware tersebut? Sayangnya, kamu harus mencari cara sendiri untuk menghapus malware dari PC.

Sekadar informasi, Adobe sendiri mengonfirmasi akan mengakhiri dukungan untuk Flash pada tahun 2020. Mozilla dan Google sendiri sudah mengumumkan rencananya untuk menghentikan dukungan Adobe Flash dan menggantinya dengan HTML5 di peramban masing-masing.

(Ysl/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.