Sukses

Terjemahan Status Facebook Keliru, Pria Palestina Dibekuk Polisi

Maksud hati ingin mengucapkan selamat pagi di Facebook, pria ini malah ditangkap polisi Israel. Apa penyebabnya?

Liputan6.com, Yerusalem - Seorang pria asal Palestina mengalami nasib nahas. Secara tiba-tiba, ia dibekuk oleh polisi Israel pada Selasa (24/10/2017). Pria tersebut awalnya dituding propaganda penyerangan dalam sebuah status yang diunggah di Facebook miliknya.

Pria yang namanya tidak disebutkan ini, ternyata mengaku keliru saat menulis status di Facebook-nya. Ia menulis kalimat "Yusbihuhum" yang artinya selamat pagi.

Kekeliruan terjadi saat Facebook salah menerjemahkan kalimat tersebut. Dalam bahasa Ibrani, kalimat yang ia tuliskan diterjemahkan menjadi "serang mereka" atau "lukai mereka" dalam bahasa Inggris.

Menurut informasi yang dilansir The Verge pada Jumat (27/10/2017), pria ini adalah seorang pekerja konstruksi yang lokasinya tak jauh dari kota Yerusalem.

Status tersebut ia tulis bersama unggahan foto di mana ia berpose dengan sebuah buldoser. Namun, status tersebut mendadak viral dan diketahui oleh kepolisian setempat. Sontak saja, si pria diciduk dan langsung diinvestigasi.

Polisi Israel mengaku mereka hanya melakukan tugasnya semata-mata karena khawatir pria tersebut memang akan 'menyerang' dengan menggunakan buldoser. Karena itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, mereka segera menangkap si pria ini.

Untungnya, permasalahan tidak berbuntut panjang. Satu jam setelah si pria ditangkap, ia langsung dibebaskan. Polisi meminta maaf terhadap pria tersebut karena mereka baru menyadari Facebook keliru menerjemahkan statusnya.

Menanggapi insiden ini, Facebook pun langsung mengeluarkan pernyataan resmi. Raksasa media sosial milik Mark Zuckerberg tersebut mengaku, memang terjadi kesalahan minor dalam teknologi penerjemahnya.

Necip Fazil Ayan, Software Engineer Facebook juga telah meminta maaf atas kejadian tersebut. Ia berjanji, akan memberikan kemampuan penerjeman yang lebih sehingga merugikan penggunanya.

"Pekan lalu, sistem kami memang mengalami kesalahan, tidak mampu menafsirkan kalimat yang ditulis pengguna. Karena itu kami meminta maaf kepada pengguna yang baru saja mengalami peristiwa kurang mengenakkan," ujar Ayan.

(Jek/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.