Sukses

Mirip Bumi, NASA Temukan 20 Planet Layak Huni Manusia

Lewat teleskop Kepler, NASA menemukan 20 planet mirip bumi yang layak dihuni oleh manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah penemuan exoplanet atau planet yang mengorbit bintang di luar Tata Surya, kini NASA kembali menemukan 20 planet mirip Bumi yang berpotensi untuk layak dihuni oleh manusia.  

Seperti dilaporkan Tech Times, Sabtu (3/11/2017), Kepler, teleskop NASA, menangkap sejumlah penemuan, di mana planet yang mengorbit bintang seperti Matahari memiliki 97 persen ukuran Bumi.

Planet dengan kode nama KOI-7923.01 ini mengorbit selama 395 hari serta memiliki suhu lebih dingin dari Bumi karena lokasinya jauh dari bintang induk.

Meski dingin, KOI-7923.01 memilik suhu hangat dan kondisinya mampu untuk menghasilkan air yang merupakan elemen paling penting dalam kehidupan makhluk hidup.

Temuan NASA ini mengimplikasikan bahwa exoplanet ternyata memiliki sejumlah area yang mirip area tundra Bumi.

Selain itu, NASA mengungkap ada dua exoplanet lainnya, yakni KOI-82.06 and KOI-2926.05 merupakan sistem multi planet serta ada 10 planet terestrial lainnya yang menjadi kandidat planet terkuat yang layak dihuni.

Penemuan ini juga termasuk 30 planet terestrial yang berada di zona Goldilocks Zone atau zona layak huni dari bintang induk.

Dengan penemuan terbaru ini, jumlah planet terestrial dekat bintang induk di zona layak huni telah bertambah menjadi 50, di mana 30 di antaranya dipastikan adalah exoplanet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Layak Huni

Sebelumnya disebutkan bahwa rencana kolonisasi manusia ke planet Mars sepertinya bakal sulit terealisasi. Pasalnya, peneliti dari University of Edinburgh, Inggris, menemukan adanya kandungan racun pada tanah di Planet Merah ini.

Temuan ini berdasarkan hasil riset tentang perilaku senyawa kimia tertentu dan reaksinya terhadap kehidupan organik saat radiasi ultraviolet (UV) diaktifkan. Senyawa kimia yang dimaksud adalah perklorat.

Tim peneliti melakukan percobaan untuk melihat reaksi perklorat terhadap baterai Bacillus subtilis. Hasilnya, dalam hitungan menit, bakteri tersebut langsung mati oleh perklorat yang diaktifkan lewat sinar UV tinggi.

Sekadar informasi, senyawa ini awalnya ditemukan di tanah Mars lewat sebuah misi bernama Phoenix Lander pada 2008 silam. Tak hanya di Mars, perklorat juga bisa ditemukan di gurun pasir Atacama, Amerika Selatan.

Terlebih, jika perklorat dikombinasikan dengan oksida besi dan hidrogen peroksida, ada peningkatan 10 kali lipat kematian sel bakteri dibandingkan dengan percobaan perklorat saja. Dengan kata lain, ini menandakan bahwa permukaan Mars tidak layak huni seperti perkiraan sebelumnya.

(Cas/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.