Sukses

Tagar UninstallTraveloka Menggema di Lini Masa Twitter

Ajakan untuk meng-uninstall Traveloka bergema di Twitter berkaitan dengan aksi walk out pemilik Traveloka saat Anies Baswedan berpidato.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi walk out alumni Kolese Kanisius, termasuk komposer ternama Ananda Sukarlan dan pemilik Traveloka Derianto Kusuma,saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpidato jadi sorotan warganet.

Kali ini, warganet ramai-ramai menyerukan ajakan untuk meng-uninstall aplikasi Traveloka dari smartphone mereka. Ajakan untuk mencopot Traveloka ini pun bergema di Twitter, bahkan menjadi salah satu trending topic (topik teratas) di lini masa Twitter Indonesia.

Jumlah kicauan dengan #UninstallTraveloka pun terus bertambah seiring dengan meluasnya ajakan warganet untuk menghapus aplikasi pemesanan hotel dan transportasi itu.

Pengguna dengan akun @Jackchrome misalnya, mentwit uninstall aplikasi Traveloka-nya telah ia lakukan. "Uninstall, done!" cuitnya diikuti #UninstallTraveloka dan sebuah gambar.

Di Twitter, pemilik akun @dimasprakbar berkicau alasan tagar tersebut ramai. "Hastag #UninstallTraveloka merupakan tindak lanjut atas partisipasi bos Traveloka pada aksi walkout saat gubernur DKI Jakarta berpidato. Impas," twitnya.

Pengguna dengan akun @hizzatullah mencuit serupa. Menurut dia, pemilik Traveloka telah mencontohkan aksi tidak terhormat dalam walk out di Kanisius. Dia juga menyebut, diskon harga yang diberikan Traveloka tidak sebanding dengan kehormatan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Komentar Lucu Warganet

Kendati banyak pengguna Twitter yang bersemangat mengajak warganet untuk menghapus aplikasi Traveloka, ada juga pemilik akun yang mentwit hal lucu, seperti pemilik akun @ardeks.

Ia mengatakan pengguna seharusnya berpikir, mereka menghapus aplikasi Traveloka, tetapi masih menggunakan layananannya melalui website.

Sebelumnya, Derianto Kusuma melakukan aksi walk out bersama komposer Ananda Sukarlan saat Anies Baswedan berpidato di acara HUT ke-90 Kolese Kanisius di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 11 November 2017.

Aksi ini dilakukan lantaran ratusan alumni Kolese Kanisius tidak setuju terhadap pidato tersebut. Setelah Anies meninggalkan tempat, hadirin yang walk out kembali memasuki ruangan.

Berdasarkan keterangan resmi dari Perkumpulan Alumni Canisius 86, Ananda Sukarlan yang mendapatkan kesempatan berpidato pada acara yang sama mengkritik penyelenggara yang menghadirkan Anies.

3 dari 3 halaman

Akun Facebook Manajer Ananda Sukarlan Diretas

Selain seruan Uninstall Traveloka, sebelumnya akun Facebook manajer Ananda Sukarlan diduga diretas terkait aksi walk out tersebut. Manajer Ananda bernama Chendra Panatan tersebut mengaku akun Facebook-nya diretas baru-baru ini. Hal ini pun dikonfirmasi langsung dari Ananda dan Chendra.

"Perhatian: akun Facebook manajer saya, Chendra Panatan, telah diretas pada pukul 19.45 WIB. Semua yang diunggah mulai saat itu bukan oleh Chendra. Mohon disebarkan," tulis Ananda Sukarlan.

Chendra, yang sempat dihubungi Tekno Liputan6.com, mengatakan akun Facebook-nya memang sempat tak bisa diakses masuk. Ia mengaku tak tahu sama sekali alasan mengapa akunnya tiba-tiba tak bisa diakses.

"Saya tidak tahu ya, tetapi sekarang Facebook saya sudah recover. Kemarin Senin (13/11/2017) tidak bisa log in. Agak khawatir juga," ujar Chendra dalam pesan singkat.

Peretasan akun Chendra diduga terkait dengan aksi Ananda Sukarlan yang walk out saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpidato di acara HUT ke-90 Kanisius di Kemayoran, Sabtu (11/11/2017).

Menurut pakar keamanan siber dan kriptografi Pratama Persadha, kasus yang dialami Chendra bisa terjadi karena beberapa sebab. "Bisa jadi korban phishing. Korban akan kena phishing kalau mengklik tautan-tautan yang isinya itu phishing dan scam berbau penipuan," ujar Pratama kepada Tekno Liputan6.com via pesan singkat.

"Banyak yang mungkin jadi sebabnya. Jika bukan phishing, bisa jadi ia (Chendra) membuat password-nya sangat lemah. Kalau solusinya mau ganti password kalau lemah kan sama saja. Atau mungkin ia juga menjadi korban social engineering," lanjutnya menerangkan.

Social engineering sendiri adalah aksi manipulasi psikologis dari seseorang untuk menguak sesuatu informasi yang bersifat rahasia.

Metode yang biasanya dilakukan hacker ini digeber lewat telepon atau internet. Mereka bisa sjaa memperoleh informasi korban dengan meminta informasi langsung kepada korban (secara tak sadar) atau pihak lain.

(Tin/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.