Sukses

Teknologi Bikin Anak Jadi Gagap

Menurut penulis buku Wimpy Kid, Jeff Kinney, teknologi telah membuat anak-anak sulit bersosialisasi.

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi harus diakui bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi dapat membantu kehidupan manusia, tapi di sisi lain tentu memiliki dampak negatif.

Salah satu yang terpapar dampak negatif dari teknologi adalah anak-anak. Menurut penulis buku Wimpy Kid, Jeff Kinney, teknologi telah membuat anak-anak sulit bersosialisasi.

Menurutnya, hubungan anak-anak dengan teknologi merupakan hal yang luar biasa. Akan tetapi, kondisi itu secara mendasar telah mengubah cara anak-anak berkomunikasi.

"Ketika saya di mobil bersama dengan anak-anak, mereka lebih sering menghabiskan waktu di smartphone. Janggal rasanya untuk berkendara dengan orang yang selalu memainkan smartphone," ujarnya seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (15/11/2017).

Sebagai orangtua, Kinney menuturkan ia ingin agar anak-anaknya dapat bersosialisasi sebagaimana mestinya dan berkomunikasi dengan orang lain. Namun hal itu kini sudah jarang dilakukan.

"Saya rasa (komunikasi dengan orang lain) itu sudah hilang, tak hanya sedikit. Dan, saya rasa kita sebagai orangtua ikut terlibat dalam hal ini. Hal tersebut yang ada dalam pikiran saya sepanjang waktu," tuturnya.

Ia juga menyebut teknologi telah sangat lekat dengan kehidupan anak-anak sekarang ini. Karena itu, sangat sulit baginya untuk menceritakan kisah anak-anak tanpa menyebut ponsel atau SMS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gadget Dapat Ganggu Kesehatan Mental Anak

Sejumlah studi memang banyak yang sudah mengkaji mengenai dampak penggunaan teknologi, khususnya perangkat pintar ke anak-anak. Salah satunya studi yang berasal dari San Diego State University, AS. 

Menurut profesor psikologi San Diego State University, Jean M. Twenge, iGen lebih rentan terkena gangguan mental. iGen merupakan kelompok anak yang lahir pada 1995 hingga 2012 dan diasumsikan tak pernah lepas dari internet.

Jika dibandingkan generasi milenial, iGen cenderung mengalami depresi dan berkeinginan bunuh diri. Efek negatif lainnya adalah anak menjadi kurang sopan, bahkan mengusir orang tua saat asyik bermain perangkat pintar.

"Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa iGen berada di ambang krisis mental terburuk dalam beberapa tahun terakhir," ujarnya.

Akan tetapi, keseruan anak bermain (perangkat pintar) masih tahap permukaan. Artinya, hal ini bisa dicegah dengan membatasi waktu pemakaian, sehingga anak-anak tak terlalu larut dalam memakai perangkat pintar.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.