Sukses

Diklaim Berbahaya, Dari Mana Asal Bakteri Luar Angkasa?

Bakteri luar angkasa berbahaya bagi umat manusia dan bahkan bisa membawa penyakit, lantas dari mana asal muasalnya?

Liputan6.com, California - Seperti diwartakan sebelumnya, sekelompok ilmuwan melaporkan ada bakteri yang hidup di luar angkasa. Yang cukup meresahkan, bakteri ini ternyata diklaim berbahaya bagi umat manusia.

Bakteri luar angkasa ini bisa berasal dari material antariksa yang diambil astronot, di antaranya seperti bebatuan dan es yang diambil dari Mars atau Europa--bulan milik Jupiter.

Karena material tersebut tidak disterilkan, maka bakteri akan terus hidup dan berkembang biak.

Lantas, mengapa bakteri bisa hidup di luar angkasa? Dari mana asal bakteri-bakteri ini sebenarnya? Menurut informasi yang dimuat di laman Mirror, Rabu (22/11/2017), bakteri tumbuh dari debu antariksa yang bisa melesat dalam kecepatan 70 kilometer per detik.

"Partikel yang ada di debu tersebut membentuk senyawa mikroba berupa bakteri yang bisa lepas karena debu antariksa yang melesat begitu cepat," ujar Arjun Berera, ilmuwan University of Edinburgh School of Physics and Astronomy.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisa Membawa Penyakit?

Dr. John Rummel, ilmuwan senior dari Seti Institute di Mountain View, California mengatakan selain bakteri ada pula mikroorganisme atau mikroba yang juga dapat membawa penyakit bagi manusia.

Karena itu, sebagai langkah antisipasi, Badan Antariksa harus menyiapkan metode sterilisasi objek luar angkasa yang dibawa serta melakukan metode sama untuk membersihkan wahana luar angkasa dan kostum para astronot.

"Jika mereka (astronot) membawa sampel dari Europa atau Mars, kami akan sterilkan lebih dulu. Kami akan simpan dan melakukan uji coba sampai akhirnya material tersebut aman dan bebas dari bakteri serta mikroba," kata Dr. Rummel.

Lantas, mengapa bakteri dan mikroba bisa bertahan sebegitu lamanya, sehingga dapat hidup saat sampai di Bumi? Dijelaskan Dr. Rummel, komponen mikrobial tersebut ternyata immune (tahan) terhadap suhu dingin dan kondisi kering.

"Mereka akan mati jika terkena radiasi yang intens. Tetapi, organisme ini kan terlindungi di dalam pesawat luar angkasa. Selagi pesawat tersebut tertutup, mereka akan terus hidup. Suhu di dalam (pesawat luar angkasa) itu sangat dingin," pungkasnya.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.