Sukses

Gagal Kontrol Konten, YouTube Perketat Pedoman Akses Video

Liputan6.com, Jakarta - YouTube memperketat pedoman video terkait konten berisi anak-anak, yang mungkin dapat membahayakan mereka. Langkah YouTube ini sebagai respons atas kritik yang menilai unit bisnis Alphabet tersebut gagal melindungi anak-anak dari konten dewasa.

"Kami telah meningkatkan sumber daya dalam segala hal agar bisa memastikan ribuan orang bekerja untuk memantau, meninjau, dan membuat keputusan yang tepat terhadap kebijakan iklan dan konten kami," ungkap Vice President of Product Management YouTube, Johanna Wright melalui blog YouTube.

"Perubahan penegakan terbaru ini (memperketat pedoman video untuk anak-anak), akan terbentuk dalam beberapa pekan dan bulan ke depan, seiring kami berusaha untuk mengatasi tantangan yang terus berlanjut," sambungnya. 

Terkait dengan langkah perusahaan meningkatkan kualitas layanannya, YouTube telah menghapus lebih dari 50 channel pengguna pada pekan lalu dan berhenti menjalankan iklan di lebih dari 3,5 juta video sejak Juni 2017.

Wright menjelaskan dalam beberapa bulan terakhir ada upaya membuat konten yang ramah keluarga, tapi nyatanya tidak. Salah satu contohnya adalah konten tidak pantas berbasis tokoh kartun yang terkenal dengan tagar ElsaGate di YouTube. Demikian seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/11/2017).

"Ada tren berkembang dalam konten YouTube yang berusaha sebagai konten ramah keluarga, tapi nyatanya tidak begitu. Sebagian video tersebut mungkin sesuai untuk orang dewasa, tapi yang lainnya benar-benar tidak bisa diterima. Jadi kami bekerja untuk menghapusnya dari YouTube," paparnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dikritik orangtua hingga pengiklan

Para orangtua, regulator, pengiklan, dan para penegak hukum semakin khawatir dengan sifat YouTube yang terbuka. Mereka berpendapat Google harus melakukan lebih banyak hal lagi untuk menghapus dan membatasi akses ke video-video tidak pantas, entah itu propaganda dari ektremis agama atau drama komedi anak-anak yang tidak pantas.

Kekhawatiran mengenai video anak-anak kian meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah berbagai laporan dari sejumlah media dan esai online dari penulis Inggris, James Bridle, tentang video untuk anak-anak.

YouTube sendiri bergantung pada permintaan tinjauan dari para pengguna, panel ahli dan program komputer otomatis untuk membantu moderatornya mengidentifikasi material yang mungkin harus dihapus.

Menurut Wright, moderator YouTube sekarang diinstruksikan untuk menghapus video yang mungkin membahayakan anak-anak, meski orang yang mengunggahnya tidak bermaksud demikian.

"Video-video dengan berbagai karakter populer, tapi berisi tema atau humor dewasa akan dibatasi," tambahnya.

Selain itu, fungsi komentar akan dinonaktifkan pada video apa pun jika terdapat komentar merujuk pada anak-anak yang dinilai seksual atau predator. 

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.