Sukses

Heboh Konferensi Bumi Datar Pertama, Bahas Apa?

Liputan6.com, Jakarta - Konferensi yang membahas mengenai bumi datar baru saja digelar di North Carolina, Amerika Serikat. Ajang perdana yang diberi nama Flat Earth International Conference (FEIC) ini diadakan pada 9 dan 10 November 2017.

Dilansir Live Science, Kamis (23/11/2017), ajang ini mengundang sejumlah pembicara yang memang telah lama dikenal sebagai pengikut paham bumi datar. Salah satunya adalah Darryle Marble yang berupaya membuktikan bumi itu tidak bundar.

Ada pula Mark Sargent, kreator webseries di YouTube yang berjudul Flat Earth Clues. Ia mempercayai bahwa bumi sebenarnya berbentuk kubah besar, seperti yang ditampilkan di film "Truman Show".

Konferensi ini diadakan oleh Kryptoz Media, yang kerap berargumen 'scientism' merupakan agenda yang dibuat untuk menjauhkan manusia dari Tuhan. Pembahasan dalam konferensi ini meliputi, 'NASA dan Kebohongan Luar Angkasa' atau 'Bumi Datar dalam Metode Ilmiah'.

Untuk informasi, pengikut paham bumi datar mempercayai bahwa planet ini tak berbentuk bulat. Mereka berpendapat NASA dan badan ilmiah lain memalsukan foto dunia dari luar angkasa secara digital dan ada persekongkolan yang menyembunyikan kebenaran Bumi datar.

Hingga saat ini, belum dapat diketahui jumlah orang yang mempercayai bumi datar. Namun Flat Earth Society, organisasi tertua yang menganut paham bumi datar, mengklaim sudah memiliki 555 anggota.

Rencananya, gelaran serupa akan kembali diadakan di Amerika Serikat, tepatnya di 15 hingga 16 November 2018. Penyelenggara memperkirakan akan ada 1.500 pengunjung yang mendatangi konferensi tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aksi Pembuktian Bumi Datar

Selain konferensi, tak sedikit pula penganut bumi datar yang langsung ingin menguji kebenaran paham tersebut. Salah satunya ditunjukkan oleh Mike Hughes asal Amerika Serikat yang membuat roket secara mandiri untuk membuktikan bentuk bumi yang sebenarnya.

Pria berumur 61 tahun ini menuturkan aksinya ini merupakan tahap pertama dari program luar angkasa dari bumi datar. Program ini sendiri disponsori oleh Research Flat Earth, kelompok yang percaya bahwa bumi tak berbentuk bulat.

Nantinya, roket tersebut dapat meluncur dengan kecepatan hingga 800km/jam. Hughes menuturkan, roket ini dibuat dari beragam logam bekas yang ada di garasinya dan menghabiskan dana sekitar US$ 20 ribu.

Pria ini berencana untuk melakukan penerbangan ke atas Bumi dan mengambil foto. Lalu ia akan membuktikan bahwa para astronot selama ini berkonspirasi yang menyebut planet Bumi berbentuk bulat.

"Saya tak percaya pada ilmu. Saya mengetahui soal aerodinamika dan dinamika fluida, termasuk cara benda bergerak di udara. Namun, itu bukan ilmu dan hanya formula. Tak perbedaan antara ilmu dan fiksi sains," tuturnya.

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.