Sukses

Produk Ini Atasi Kecanduan Pengguna Smartphone, Seperti Apa?

Substitute Phones merupakan produk yang ditujukan untuk pengguna yang terlalu sering memainkan smartphonenya.

Liputan6.com, Jakarta - Smartphone tak dimungkiri telah membuat penggunanya menjadi ketagihan. Salah satu indikasi yang menandakan perangkat ini membuat penggunanya ketagihan adalah kebiasaan untuk selalu membuka smartphone.

Kegiatan tersebut memang telah jamak dilakukan, bahkan ketika sebenarnya tak ada notifikasi yang masuk. Melihat kondisi itu, Klemen Schillinger pun membuat sebuah produk yang diberi nama Substitute Phones.

Sesuai namanya, produk ini merupakan pengganti smartphone bagi pengguna yang terbiasa memainkannya. Dikutip dari The Verge, Selasa (28/11/2017), produk ini terbuat dari plastik berkualitas tinggi yang dibenamkan batu di dalamnya.

Batu-batu tersebut diatur dalam beberapa pola sehingga dapat memberikan sensasi tengah memainkan smartphone bagi penggunanya. Sususan batu yang ditawarkan dapat disesuaikan dengan kebiasaan pengguna, mulai dari swiper, scroller, termasuk zoomer.

"Produk ini menawarkan pendekatan terapis untuk membantu pengguna smartphone yang mulai kecanduan," tulis deskripsi produk ini dalam situs resminya. Produk ini juga diakui terinspirasi dari penulis Umberto Eco.

Schillinger menuturkan, ia sebenarnya merasa terganggu dengan kebiasaan yang dilakukan orang-orang termasuk dirinya yang selalu melihat smartphone. Karena itu, ia meniru gaya Umberto Eco yang ingin berhenti merokok pipa dengan memilih menghisap tongkat biasa.

Substitute Phones merupakan seri kedua Schillinger yang dibuat berkaitan dengan hubungan manusia dan perangkat pintar. Sebelumnya, ia juga mendesain lampu yang hanya dapat menyala ketika pengguna meletakkan smartphone di bagian dalamnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jurus Brasil Atasi Kecanduan Internet

Selain smartphone, internet juga membuat banyak penggunanya kecanduan. Karena itu, Brasil membuka sebuah lembaga untuk membantu masyarakat lepas dari kecanduan internet.

Lembaga yang bernama Instituto Delete ini berfokus pada adiksi internet dan smartphone, yang diberi nama nomophobia, gabungan dari kata "no", "mobile", dan "phobia".

Istilah ini digunakan untuk menjelaskan rasa takut seseorang saat tak dapat terhubung ke jaringan seluler atau internet. Tujuan lembaga ini adalah membantu seseorang menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Fokus penanganan bukan berarti melepaskan smartphone dari kehidupan, tapi memakainya sesuai dengan kebutuhan. Nantinya, pasien yang berkunjung ke lembaga ini akan menjalani sejumlah tes untuk mengetahui jenis ketergantungan seperti apa yang dimilikinya.

Lalu, pasien akan dipisahkan dalam tiga kelompok, tergantung tingkat dan tipe adiksi, untuk selanjutnya mendapatkan penanganan.

(Dam/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.