Sukses

Banyak Konten Negatif, Twitter Minta Pengguna Pakai Fitur Report

Twitter Indonesia meminta penggunanya agar menggunakan fitur pelaporan atau report jika melihat ada konten negatif di Twitter.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter menjadi jejaring sosial yang paling banyak ditemukan konten negatif dibandingkan platform lain seperti Facebook.

Konten negatif pun beragam, misalnya yang mengandung pornografi, berita bohong, SARA, radikalisme, terorisme, penipuan online, hingga perjudian.

Menurut data yang dihimpun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), sepanjang tahun 2017 jumlah laporan konten negatif di Twitter mencapai 521.407. Pada Agustus saja, ada 521.350 laporan berkaitan dengan Twitter.

Ketika dimintai tanggapan mengenai konten negatif di platform-nya, Public Policy Lead Twitter Indonesia, Agung Yudha, menyebut pihaknya sudah berkomunikasi intensif dengan Kemkominfo, terutama mengenai konten negatif.

Menurut Agung, Twitter telah memiliki aturan dan kebijakan yang mengatur seluruh perilaku pengguna di Twitter termasuk apa saja yang tidak boleh diunggah pengguna di platform 280 karakter itu.

Kendati begitu, kata Agung, Twitter merupakan user generated platfom atau platform yang kontennya berasal dari pengguna.

"Kami bukan pemilik konten, user yang menciptakan, sejauh user dapat menciptakan konten yang tidak hoax (dan tidak melanggar ketentuan), itu yang kami harapkan," kata Agung usai konferensi pers #RameDiTwitter di Jakarta, Rabu (6/12/2017).

Oleh karenanya, Twitter tak bisa memastikan platform-nya bebas dari konten negatif. Agung menyarankan agar pengguna melaporkan bilamana menemukan konten-konten yang dianggap telah menyalahi aturan Twitter.

"Kalau ada (konten negatif) kami harap ada yang report, kalau ada yang report kita tangani," katanya.

Laporan-laporan yang masuk, akan dikaji oleh tim reviewer di Twitter Inc sebagai perusahaan pusat yang berkantor di San Francisco dan Dublin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perbanyak Literasi

Dia juga menyebut, Twitter Indonesia tidak dapat menindaklanjuti laporan Kemkominfo terkait konten negatif. "Yang menentukan adalah tim reviewer di Twitter Inc," katanya.

Kendati begitu, menurut Agung, Kemkominfo dan lembaga penegak hukum memiliki akses langsung ke Twitter Inc. melalui metode pelaporan Law Enforecement Reporting.

Guna meminimalisasi konten negatif yang bertebaran di Twitter, Twitter Indonesia melakukan langkah literasi terus menerus kepada pengguna internet, dan dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak.

"Kami berusaha sebisa mungkin memperbanyak literasi, kita memperbanyak kerja sama dengan NGO. Kita kerja sama dengan NGO, lembaga publik, dan kelompok-kelompok tertentu untuk mengedukasi, tidak hanya tentang Twitter tetapi juga penggunaan internet secara keseluruhan," katanya.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.