Sukses

Rangkaian Pelatihan Konten Video Positif Bagi Pelajar Resmi Usai

Siswa yang berasal dari 100 SMA/SMK yang tersebar di 10 kota di Indonesia belajar membuat konten video lebih berkualitas dan positif.

Liputan6.com, Jakarta - Google melalui programnya, YouTube Creators for Change bersama Maarif Institute baru saja menutup rangkaian pelatihan Indonesia: Cerdas Bermedia Sosial. Kegiatan ini merupakan bagian untuk memberdayakan generasi mudah melalui kreasi video positif bernilai toleransi dan keberagamaan.

Program ini diadakan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, termasuk Kepolisian Republik Indonesia. Ada lebih dari 2 ribu siswa yang sudah dilatih melalui program.

Siswa tersebut berasal dari 100 SMA/SMK yang tersebar di 10 kota, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Bali, Pontianak, Ambon dan Makassar. Menutup rangkaian kegiatan, penghargaan pun diberikan kepada lima video terbaik dan satu video favorit dewan juri.

"Belajar membuat konten berkualitas merupakan misi dari program ini dengan memberdayakan anak muda. Harapannya, video yang dihasilkan dari para peserta dapat membawa perubahan sosial," tutur Head of Public Policy and Government Google Indonesia Shinto Nugroho di Jakarta, Jumat (11/12/2017), kemarin.

Acara ini turut diisi dengan gelar wicara yang dihadiri SMA/SMK, mahasiswa, perwakilan, dan pemerintah yang ingin belajar membuat konten dari konten kreator ternama. Dalam program ini, Google juga menggandeng Cameo Project untuk memberi pelatihan para siswa peserta program untuk menghasilkan konten positif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konten Negatif Jadi Perhatian Banyak Kalangan

Di sisi lain, keberadaan konten negatif memang tengah menjadi perhatian sejumlah pihak. Salah satunya ditunjukkan oleh Maarif Institute yang ikut berpartisipasi dalam program ini.

Menurut Direktur Eksekutif Maarif Institute, Abdullah Daraz, konten negatif saat ini telah masuk melalui gadget yang dimiliki generasi muda. Karena itu, dibutuhkan sebuah kesadaran kritis para siswa agar mampu memilah konten.

"Kami menjadi bagian dari program ini karena merasa konten negatif telah masuk begitu mudah ke generasi muda. Karena itu, kami ingin membangun kesadaran kritis dari siswa untuk memilih konten dan melakukan internalisasi nilai kebhinekaan," tuturnya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika pun sebenarnya sudah menyiapkan empat pilar untuk menangani konten negatif. Informasi ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel A. Pangarepan yang turut hadir dalam acara.

"Kami juga sudah menyiapkan penanganan dari hulu hingga ke hilir terkait penyebaran konten negatif. Mulai dari edukasi dan literasi digital, pendampingan berkelanjutan, termasuk melakukan penegakan hukum," tuturnya.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Google adalah salah satu perusahaan Amerika Serikat yang berkhususkan pada jasa dan produk internet.

    Google

  • Video