Sukses

Blockchain dan Kecerdasan Buatan Jadi Incaran Hacker di 2018

Kecerdasan buatan dan maching learning yang berperan untuk melindungi dan mendeteksi data pengguna rentan terkena serangan hacker di 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Symantec baru saja merilis laporan terbaru yang mengungkap soal prediksi keamanan siber di ranah maya pada 2018 mendatang. Perusahaan software keamanan asal Negeri Paman Sam tersebut mengungkap, ada beberapa prediksi yang kemungkinan bakal terjadi di tahun depan.

Serangan siber seperti WannaCry ke lebih dari 200.000 komputer di seluruh dunia pada Mei lalu, cuma dianggap 'pemanasan'. Dengan demikian, besar kemungkinan serangan malware dan DDoS yang lebih berbahaya lagi bakal muncul di waktu mendatang.

Dalam kesempatan ini, para pelaku kejahatan siber akan meningkatkan serangan yang dilancarkan ke jutaan perangkat Internet of Things (IoT) baik kantor mau pun rumah.

Seperti disampaikan Director System Engineering Symantec, David Rajoo, implementasi kecerdasan buatan dan teknologi Blockchain ditengarai menjadi prediksi keamanan siber terkuat. Hacker bisa saja memanfaatkan teknologi tersebut untuk melancarkan serangan yang lebih besar lagi.

Untuk Blockchain, ungkapnya, teknologi ini nanti akan menemukan kegunaan di luar cryptocurrency. Namun peluang ini akan membawa para penjahat siber fokus pada koin dan penukaran.

"Blockchain akan menjadi teknologi dengan aplikasi selain cryptocurrency dengan penggunaan antar bank dan basis IoT mendapatkan traksi. Memang, kasus tersebut masih dalam fase awal dan belum jadi fokus bagi mereka (penjahat siber)," kata Rajoo di Jakarta, Selasa (12/12/2017).

Ia menambahkan, bukannya menyerang, para penjahat siber justru akan fokus pada transaksi pertukaran koin dan pengguna dompet koin. Transaksi ini menjadi target termudah dan mendulang untung besar bagi penjahat siber.

"Para korban di sini juga akan dikelabui untuk memasang 'coin-miner' di komputer dan smartphone mereka. Di situ, mereka menyerahkan CPU dan arus transaksi ke penjahat siber," jelas Rajoo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kecerdasan Buatan dan Machine Learning

Implementasi kecerdasan buatan dan maching learning yang berperan untuk melindungi dan mendeteksi data pengguna seperti email dan lain sebagainya, justru akan rentan terkena serangan hacker di tahun depan.

Rajoo menjelaskan, jika prediksi benar terjadi, ini akan menjadi kasus pertama di mana kecerdasan buatan dan machine learning dijadikan 'alat' serangan penjahat siber.

"Mereka akan menggunakan AI untuk menyerang dan mengeksploitasi jaringan korban. Jaringan ini biasanya menjadi bagian paling rentan agar mereka bisa menyusup dan meretas," tandas Rajoo.

Tak cuma Blockchain dan kecerdasan buatan, Symantec juga mengungkap prediksi keamanan siber lainnya.

Tercatat, ada 10 prediksi yang akan berlangsung di tahun depan, di antaranya: serangan rantai pasokan menjadi umum, fenomena malware tanpa kedok alias file-less yang akan semakin menjamur, perusahaan teknologi akan tetap menggunakan keamanan Security-as-a-Service (SaaS) dan Infrastructure-as-a-Service (IaaS), serta financial trojans akan terus menyebabkan kerugian lebih besar dari ransomware.

Selain itu, prediksi lainnya juga mengungkap perangkat rumahan yang mahal bisa jadi akan disandera hacker untuk diminta tebusan, perangkat IoT juga bisa akan diretas dan digunakan untuk serangan DDoS, hingga perangkat IoT yang akan menyediakan akses terus menerus ke jaringan rumah.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.