Sukses

Lebih Dekat dengan Tiga Fintech Lokal yang Diakuisisi Go-Jek

Liputan6.com, Jakarta - Go-Jek baru saja mengakuisisi tiga startup lokal yaitu Kartuku, Midtrans, dan Mapan. Ketiganya akan memegang peranan penting dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Bagi kamu yang masih asing dengan mereka, yuk kita mengenal lebih dekat.

Kartuku melayani hampir 100 perusahaan retail teratas di Indonesia, mengoperasikan lebih dari 150 ribu alat pembayaran di gerai offline, serta bermitra dengan sembilan bank acquirer.

Kartuku juga berintegrasi dengan beberapa bank issuer, penyedia layanan dompet digital (e-money), serta menyediakan layanan tambahan berupa promosi dan voucher.

Startup ini didirikan oleh Niki Luhur dan meluncurkan bisnis pemrosesan pembayarannya pada 2011. Sejak saat itu, Kartuku berhasil menumbuhkan basis pelanggan dan jaringan merchant-nya dengan cepat. Kemudian, Thomas Husted bergabung dengan Kartuku pada 2015 dan menjadi CEO setahun kemudian.

“Kartuku akan fokus pada pengembangan penggunaan offline Go-Pay dengan mengintegrasikan penerimaan layanan dompet digital ini ke jaringan merchant kami. Secara bersamaan, kami juga akan bekerja dengan layanan Go-Jek seperti Go-Food dan Go-Mart untuk menyediakan infrastruktur pembayaran offline bagi 125 ribu merchant di Indonesia," ujar Husted dalam keterangannya, Jumat (15/12/2017) di Jakarta.

Ia menuturkan, Kartuku memiliki tujuan membuat Go-Pay bisa diterima di mana-mana, sesuai dengan misi Kartuku untuk mendukung pengembangan masyarakat nontunai di Indonesia.

Dengan dukungan Kartuku, berbagai merchant Go-Jek yang mayoritas UMKM akan bisa mendapatkan kemudahan pembayaran offline sehingga dapat membantu pengembangan bisnis dan pelayanan pelanggan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Midtrans

Sementara Midtrans didirikan oleh Ryu Suliawan pada 2012. Kini, Midtrans merupakan penyedia jasa pemrosesan pembayaran secara online terbesar di Indonesia lewat kemitraan dengan bank-bank di tanah air, maskapai penerbangan, bisnis retail e-Commerce, dan perusahaan-perusahaan fintech.

Midtrans saat ini bekerja dengan lebih dari 3.000 merchant online dan memproses 18 metode pembayaran online yang berbeda-beda.

“Midtrans berharap dapat meningkatkan jangkauan Go-Jek Group dalam pembayaran online secara signifikan. Kami bukan hanya memproses transaksi online, namun juga berinvestasi secara signifikan untuk membuat belanja online menjadi lebih aman," kata Ryu.

Ia menjelaskan sistem manajemen risiko fraud yang dimiliki digunakan oleh mitra-mitra dalam platform Midtrans. Sistem ini memegang peranan penting dalam menjaga merchant dan konsumen online dari fraud.

"Kami akan menggunakan platform dan teknologi kami untuk memperkuat ekosistem pembayaran Go-Pay," imbuh Ryu menambahkan.

3 dari 3 halaman

Mapan

Selanjutnya, Mapan adalah jaringan layanan keuangan berbasis komunitas yang mengutamakan ekonomi gotong-royong.

Dengan metode arisan unik ala Mapan, perusahaan ini telah membantu mengatur keuangan lebih dari 1 juta keluarga Indonesia di lebih dari 100 kota agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yang selama ini sulit mereka akses.

Aldi Haryopratomo mendirikan Mapan pada 2009 dan hingga kini memiliki hampir 2.000 karyawan. Dengan menjadi bagian Go-Jek Group, pihaknya akan mengakselerasi inklusi keuangan bagi masyarakat yang masih unbanked, terutama mereka yang berada di pedesaan di mana layanan Go-Jek belum sepenuhnya tersedia.

"Melalui komunitas yang ada di Mapan, kami dapat membantu masyarakat membangun kebiasaan perencanaan keuangan yang lebih bertanggung jawab serta mendukung mereka memiliki kesempatan untuk menjadi lebih mapan,” papar Aldi.

Kolaborasi ketiga perusahaan penyedia layanan pembayaran ini ke dalam Go-Jek Group diklaim akan menjadi jawaban atas kebutuhan solusi keuangan inovatif di Indonesia yang pertumbuhan ekonominya banyak dipengaruhi konsumsi dalam negeri.

Pada 2030, konsumen di Indonesia diprediksi akan bertambah sebanyak 90 juta orang--angka terbesar di dunia, di luar Tiongkok dan India.

Sementara sebanyak 96 persen populasi di Indonesia tidak memiliki akses ke kartu kredit dan 64 persen dari mereka belum memiliki akses ke perbankan formal.

Dengan populasi internet di Indonesia yang dikabarkan akan bertambah 32,3 juta menjadi 145 juta pada 2020 [3], teknologi memegang peranan penting untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan memberikan akses bagi masyarakat Indonesia kepada barang dan jasa.

(Isk/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.