Sukses

Pria 44 Tahun Tewas Saat Main Gim VR

Pria yang tidak disebutkan namanya ini tersandung dan terjatuh ke atas meja kaca karena terlalu asyik bermain gim VR.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria berumur 44 tahun dikabarkan meninggal dunia setelah terjatuh ke atas meja kaca ketika bermain gim menggunakan headset Virtual Reality (VR).

Berdasarkan laporan yang dikutip dari laman Lenta.ru via Ubergizmo, Kamis (28/12/2017), pria yang tidak disebutkan namanya ini tersandung dan terjatuh ke atas meja kaca karena terlalu asyik bermain gim VR.

"Dari laporan awal, ketika bergerak pakai headset VR, ia tersandung dan terjatuh ke atas meja kaca dan tewas di tempat karena kehilangan banyak darah," ungkap Asisten Senior Kepala Komite Investigasi Rusia, Yulia Ivanova.

Informasi tambahan dari pemeriksa medis mengatakan, pria itu seharusnya masih bisa bertahan hidup kalau ia tidak bersikeras untuk terus bermain gim Star Wars VR setelah menderita luka-luka itu.

Laporan lain mengklaim, ada kemungkinan gim yang dimainkan pria tersebut tidak memetakan ruangan secara optimal. Mayatnya ditemukan oleh ibunya saat dia datang mengunjungi apartemennya di Moskow.

Kejadian nahas ini cukup mengejutkan dan bikin banyak gamer bertanya-tanya alasan dirinya memilih tetap bermain gim ketimbang ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Sementara ini, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mencari penyebab insiden tersebut. Baik identitas pria atau informasi perangkat VR yang digunakan hingga saat ini masih belum diungkap.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terapi Fobia Kini Bisa Dilakukan dengan Virtual Reality

Touchpad dapat menjadi opsi untuk mengendalikan konten (liputan6.com/Iskandar)

Sebelumnya, teknologi VR disebutkan dapat digunakan sebagai terapi untuk penderita fobia, mulai dari fobia ketinggian hingga fobia di depan keramaian.

Lewat kampanye #BeFearless, Samsung ingin mengajak penderita fobia untuk mengatasi ketakutan dalam periode berkala menggunakan Gear VR.

Menurut Samsung, Gear VR beserta teknologinya mampu memberikan pengalaman nyata karena penderita akan menggunakan perangkat langsung di kepala dan melihat objek yang ditakuti dalam balutan VR yang nyaris tampak nyata.

Kampanye tersebut dianggap sebagai salah satu strategi promosi Samsung Gear VR yang unik. Menurut Wain Choi, VP and Global Executive Director Chain Worldwide, cara Samsung meraih pasar VR terbilang berbeda dengan pesaingnya.

"Saya pikir, Samsung memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi secara naratif. Kisah yang disampaikan dari kampanye ini sangat menyentuh dan menggerakan hati. VR bisa membantu penderita fobia dan memusnahkan ketakutan," kata Choi di gelaran AdAsia 2017 yang diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (10/11/2017).

"Inspirasi Samsung memang jenius, mereka memanfaatkan fenomena fobia sebagai material kampanye. Dengan VR, penderita fobia merasa lebih baik dan merasakan sense of hope, berharap bisa bergerak dari ketakutannya," lanjutnya.

(Ysl/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.