Sukses

NASA Bakal Pelajari Sejarah Terbentuknya Mars

Misi terbaru NASA akan mengirim robot bernama InSight meneliti proses pembentukan bebatuan dan komponen lain di permukaan Mars.

Liputan6.com, California - NASA akan mengirim robot baru yang akan didaratkan di Mars. Rencananya, robot tersebut akan ditugaskan untuk mempelajari asal usul Planet Merah tersebut.

Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut sebetulnya memang sudah melakukan beberapa misi besar penjelajahan Mars. Namun, berbeda dengan misi terbaru kali ini, robot tersebut akan dilengkapi sejumlah teknologi canggih untuk bisa menyelami permukaan Mars.

Menurut yang dilansir CNBC, Selasa (30/1/2018), misi tersebut bernama Interior Exploration Using Seismic Investigations, Geodesy and Heat Transport atau InSight.

Tugas utamanya adalah meneliti proses pembentukan bebatuan dan komponen alam lain di dalam Mars. Misi ini akan dilangsungkan dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California.

"Kami sama sekali belum melihat isi dari Mars. Bahkan tidak bisa melihatnya sampai 1 persen," kata Sue Smrekar, Deputy Principal Investigator, InSight Education NASA.

"Kami ingin menyelami permukaan Mars, kami ingin bisa melihat 99,9 persen apa yang ada di bawah permukaanya," ujarnya menambahkan.

Teknik penggalian permukaan Mars sebelumnya sudah dilakukan para astronot di Bulan. Dalam hal ini, robot InSight akan menggunakan lengannya untuk bisa menggali permukaan Mars.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Robot Pertama yang Menyelami Mars

InSight sendiri akan menjadi robot pertama yang akan langsung terjun ke dalam perut Mars.

Ia dibekali dengan berbagai instrumen canggih, seperti seismometer untuk mencatat gelombang seismik, sensor panas untuk bisa menggali isi Mars hingga kedalaman tiga meter, hingga transmisi radio untuk bisa berkomunikasi dengan Bumi.

Sebelumnya, InSight direncanakan akan diluncurkan pada 2017. Namun, peluncuran itu ditunda akibat adanya masalah teknis. Salah satunya adalah ada kebocoran pesawat yang merupakan peralatan penting dalam misi ini.

"Tujuan dari InSight sangat menarik. Oleh sebab itu NASA dan CNES berencana untuk mengatasi tantangan teknis yang mungkin terjadi," ujar John Grunsfeld, Associate Administrator NASA.

3 dari 3 halaman

Melibatkan Badan Antariksa Perancis

Adapun misi InSight juga melibatkan Badan Antariksa Perancis, Centre National d'Etudes Spatiales dalam proses pembuatan seismometer dan Badan Antariksa Jerman, Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt, yang juga mengembangkan perangkat sensor yang bertugas memeriksa aliran panas.

Rencananya, InSight meluncur pada 5 Mei 2018 dan mendarat di Mars pada 26 November 2018. Jika berhasil, InSight akan menjadi misi kedua setelah rover Curiosity yang ditujukan untuk mempelajari permukaan Mars.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.