Sukses

Lebih dari 12.000 Warganet Dukung Petisi Anti-pemblokiran Tumblr

Para pengguna Tumblr terus berjuang melawan pemblokiran situs favorit mereka. Lebih dari 12.000 orang sudah tanda tangan petisi agar Tumblr tidak diblokir. Apa alasannya?

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sebelumnya banjir cibiran dari warganet, sekarang kebijakan memblokir Tumblr menghadapi lawan baru dalam bentuk petisi online berjudul "Sisi Lain Tumblr: Mohon Pertimbangan."

Petisi di Change.org dimulai oleh Tami Sn yang kecewa karena akun Tumblr miliknya dan teman-temannya diblokir.

Tami Sn menyampaikan keluh kesah dan keresahan yang dirasakannya bersama pengguna Tumblr lainnya. Mereka memakai Tumblr untuk tujuan yang jauh dari kata asusila.

"Kalaupun tumblr benar-benar ditutup, kerugian yang saya derita hanyalah kehilangan memori, jejak hidup, kenangan-kenangan," tulis Tami dalam petisinya.

Selain digunakan untuk mencari foto-foto kreatif dan lucu, Tumblr memang digunakan untuk menulis, berbagi ide, serta wadah berkumpul penggemar film, novel, sampai penggemar K-Pop.

Tami pun heran karena Tumblr miliknya dan teman-temannya tidak bisa diakses karena ulah segelintir kalangan saja.

"Tumblr milik saya, teman-teman saya, dan semua orang yang menggunakan. Adilkah kalau saya harus kehilangan karena ulah segelintir kalangan?," tulisnya.

Mayoritas pos yang di Tumblr memang tidak berisikan konten pornografi. Kemkominfo sendiri mengaku menemukan sekitar 360 akun Tumblr yang mengandung konten asusila, padahal ada hampir 400 juta blog di Tumblr.

Petisi tersebut bisa dilihat di sini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Blogger Melawan

Pembuat petisi tersebut bercerita, sebelumnya pada 2016, Tumblr juga pernah diblokir. Pada saat itu para blogger di Indonesia mengumpulkan tanda tangan agar Tumblr lolos dari blokir.

Tami juga menilai bahwa pemblokiran seperti ini bukanlah solusi, karena oknum yang memang hobi mencari konten pornografi tinggal berpindah ke platform lain.

Akibatnya, yang merugi adalah orang-orang yang tidak memakai Tumblr untuk pornografi, sehingga muncul masalah baru tanpa menyelesaikan masalah awal.

"Poinnya, kalau bukan di Tumblr, kemana kami harus bermigrasi? Twitter? Facebook? Wattpad? Telegram? Memang Bapak bisa menjamin kalau pada platform tulis lain, pornografi tidak akan ditemukan?," tulis Tami.

Ia pun memberikan tagar #BloggerMelawan untuk menyelematkan tulisan dan karya mereka yang sulit diakses karena pemblokiran.

"...kali ini saya berniat mengumpulkan 15.000 tanda tangan agar Bapak tau seberapa banyak pengguna tumblr positif yang tidak sebanding dengan 360 akun yang Bapak maksudkan. #StandupOnceMore #SaveTumblr #TolakBlokirTumblr #BloggerMelawan," demikian paragraf penutup dari petisi tersebut.

3 dari 3 halaman

Menkominfo: Jangan Salahin Saya Kalau Blokir

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mendesak Tumblr untuk segera mengikuti peraturan Indonesia, yakni membersihkan konten pornografi pada laman dan aplikasinya.

"Di Tumblr banyak konten asusila, kami sudah peringatkan agar dibersihkan, tetapi tidak dilakukan. Makanya sama teman-teman (di Ditjen Aptika) diblok, kalau Tumblr sudah dibersikan ya dibuka lagi. Kalau sekarang, enak aja ngotorin Indonesia (dengan konten negatif)," tutur Rudiantara saat ditemui media di Kantor Kemkominfo, Jakarta.

Rudiantara mengungkapkan, meskipun pengguna Tumblr bisa mem-filter unggahan, tetapi pihak Tumblr tidak langsung menghapusnya. Oleh karenanya, Kemkominfo bersikeras memblokir Tumblr.

"Saya mohon dukungan (Tumblr dan layanan OTT lain untuk membersihkan konten-konten negatif di platfom-nya), mau diblok atau dibiarkan, tetapi jangan salahkan saya dan teman-teman Kemkominfo kalau ngeblok," ujar Rudiantara.

Rudiantara lebih lanjut menjelaskan, pihaknya memiliki rincian data layanan over the top (OTT) mana yang patuh pada peraturan pemerintah dan mana yang enggan kooperatif.

"Kami punya catatan, siapa yang kooperatif dan tidak kooperatif," tuturnya sembari menunjukkan data.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.