Sukses

5 Hal yang Tidak Kamu Ketahui tentang Stephen Hawking

Liputan6.com, Jakarta - Rabu (14/3/2018), dunia berduka atas meninggalnya ahli fisika teoretis, Stephen Hawking, pada usia 76 tahun.

Dikenal sebagai salah satu fisikawan teoretis paling populer dan brilian yang pernah ada, pencapaian Hawking yang paling menonjol adalah ketika dirinya sempat menjadi Profesor Matematika Lucasian di Universitas Cambridge.

Pencapaian ini sangat bergengsi mengingat hanya beberapa orang dalam sejarah memiliki hak istemewa untuk menyandang gelar tersebut.

Tak hanya itu, hal lain yang membuat Stephen Hawking menonjol dari koleganya adalah kondisi yang dideritanya, yakni motor neurone disease (MND) atau juga dikenal sebagai ALS (amyotrophic lateral sclerosis).

Meski didiagnosis ALS dan kemampuan untuk mengendalikan hampir semua bagian tubuhnya hilang, ia mampu berjuang hidup dan lampaui vonis umur dari dokter.

Fakta Stephen Hawking memiliki pencapaian yang luar biasa di dalam hidupnya, membuat ia menjadi contoh sempurna betapa kuatnya pikiran dan jiwa seseorang.

Tanpa panjang lebar, berikut adalah 5 hal yang mungkin tidak kamu ketahui tentang Stephen Hawking. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut daftar lengkapnya:

1. Siswa dengan Nilai Rata-Rata

Foto pada tanggal 28 November 2016, Paus Fransiskus berbincang dengan Profesor Stephen Hawking di Vatikan. Ahli fisika teoretis, Stephen Hawking, meninggal dunia pada hari ini, Rabu (14/3/2018) dalam usia 76 tahun. (AFP Photo/Osservatore Romano)

Sebagai salah satu sosok dunia yang brilian, siapa yang menyangka Stephen Hawking adalah siswa dengan nilai rata-rata saat sekolah.

Saat berusia 9 tahun, nilai Hawking di sekolah adalah yang terburuk di seluruh kelasnya. Meski begitu, ia selalu tertarik untuk belajar bagaimana segala sesuatunya bekerja. Minatnya ini sudah muncul sedari kecil, di mana ia tertarik mempelajari mekanisme jam dan radio.

Walau acap kali mendapatkan nilai buruk di kelas, gurunya yakin Hawking memiliki pikiran yang brilian.

Dia mendapat nilai yang hampir sempurna dalam ujian fisik dan mendapat beasiswa ke Oxford.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Tidak Suka Mata Pelajaran Biologi

Foto pada tanggal 12 Agustus 2009, Stephen Hawking menerima Presidential Medal of Freedom dari Presiden AS Barack Obama di Washington DC. Stephen Hawking meninggal pada usia 76 tahun. (AFP Photo/Jewel Samad)

Sedari kecil, Hawking memang sangat menyukai mata pelajaran matematika. Ayahnya, Frank, berharap besar agar Hawking dapat mengejar karir di bidang medis.

Hawking mengatakan, topik biologi terlalu rinci dan tidak tepat. Karena itulah, ia ingin melakukan sesuatu yang memiliki konsep tepat dan terstruktur.

Yang jadi masalah, Oxford tidak memiliki mata kuliah jurusan Matematika pada saat itu. Karena itulah, ia memutuskan untuk memilih fisika sebagai jurusannya.

Ia pun diberi plihan untuk memilih antara fisika partikel dan kosmologi, dan ia memutuskan untuk memilih kosmologi. Walau memang pada saat itu legitimasi bidang kosmologi masih diragukan.

3. Ikut Tim Dayung Oxford

Seperti mahasiswa pada umumnya, Hawking merasa terisolasi di tahun pertama perkuliahannya.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia bergabung ke dalam tim dayung. Saat itu, Hawking mengambil posisi sebagai coxswains.

Coxswains adalah anggota tim dayung yang berperan untuk mengendalikan laju kecepatan dayung dan kemudi.

 

3 dari 3 halaman

4. Hanya Memiliki Waktu 2 Tahun Hidup

Stephen Hawking (AP Photo/Dave Einsel, File)

Seiring waktu, sistem syaraf motor Hawking mulai melambat dan sering tersandung ketika berjalan. Melihat kondisi Hawking yang semakin menurun, pihak keluarga pun memintanya untuk menemui dokter.

Sebelum bertemu dengan dokter, ia menghadiri pesta Tahun Baru di mana ia bertemu dengan Jane Wilde yang kemudian menjadi istrinya.

Terkesima dengan humor dan kepribadian Hawking, keduanya pun akhirnya memutuskan untuk pacaran dan menikah.

Pada usia 21 tahun, Hawking dirawat di rumah sakit di mana dirinya menjalani beberapa tes. Dari hasil tes tersebut, ia didiagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS) dan hanya memiliki waktu beberapa tahun untuk hidup.

Meski sempat depresi, ia menyadari ada orang yang menderita penyakit lebih berat dari dirinya dan tetap tampak optimis.

Hawking mengklaim, pertunangannnya dengan Jane juga menjadi salah satu alasan kenapa dirinya tetap termotivasi untuk hidup hingga saat ini.

5. Kalah Taruhan tentang Lubang Hitam

Pada 2004, Hawking mengakui dirinya salah tentang teori lubang hitam yang ia buat pada 1997.

Hawking mengklaim, Bintang 'mati' akan memiliki gaya gravitasi yang kuat hingga membuatnya ambruk. Proses ini akan menghasilkan apa yang dikenal sebagai black hole atau lubang hitam.

Hawking percaya, tidak ada benda yang bisa lepas dari 'cengkraman' lubang hitam, tetapi John Preskill mengatakan hal itu bisa terjadi.

(Ysl/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.