Sukses

LAPAN Ingatkan Potensi Bahaya Pecahan Stasiun Luar Angkasa Tiongkok

Menurut LAPAN, potensi bahaya dari Tiangong-1 hanya tumbukan dan kemungkinan sisa bahan bakar yang beracun.

Liputan6.com, Jakarta - Stasiun Luar Angkasa Tiongkok, Tiangong-1, diprediksi akan jatuh dalam waktu dekat. Menurut prediksi terbaru dari Space Debris Office European Space Agency (ES) di Darmstadt, Jerman, puing-puing stasiun luar angkasa tersebut akan kembali ke Bumi pada 30 Maret hingga 6 April 2018.

Masuknya kembali stasiun yang memiliki bobot 8,5 ton itu diprediksi akan jatuh di wilayah dengan cakupan antara 43 derajat lintang utara dan 43 derajat lintang selatan. Cakupan itu termasuk luas, bahkan tak tertutup kemungkinan puing-puing tersebut dapat jatuh di Indonesia.

Lantas, apakah dampak dari jatuhnya pecahan stasiuan luar angkasa tersebut terhadap Bumi? Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaludin, kemungkinan bahaya pecahan sisa Tiangong-1 adalah tumbukan dan sisa bahan bakar.

"Potensi bahaya pecahan Tiangong-1 adalah tumbukan dan sisa (kalau ada) hydrazine (bahan bakar roket kendali) yang beracun. Namun, potensi tumbukan di pemukiman atau fasilitas milik manusia sangat kecil. Demikian juga potensi penyebaran zat beracun juga sangat kecil," tuturnya saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Senin (19/3/2018).

Lebih lanjut Thomas juga menuturkan, LAPAN sama seperti badan antariksa lain tak melakukan antisipasi khusus terkait jatuhnya stasiun luar angkasa ini. Kendati demikian, pihak LAPAN akan terus melakukan pemantauan stasiun luar angkasa itu.

"Tidak ada antisipasi yang dapat dilakukan, kecuali mensosialisasikan kepada masyarakat untuk mewaspadainya," tuturnya menjelaskan. Badan antariksa Indonesia ini juga memastikan akan terus menginformasikan perkembangan jatuhnya Tiangong-1 di situs resmi LAPAN.

Melalui blognya, Thomas mengatakan hingga saat ini belum dapat diperkirakan secara akurat posisi jatuhnya stasiun luar angkasa ini. Sebab, hal itu tergantung beberapa faktor, seperti kerapatan atmosfer yang dipengaruhi aktivitas matahari dan medan magnet Bumi.

"Variasi aktivitas Matahari bisa menyebabkan rentang ketidakpastian waktu jatuhnya cukup besar. Tingkat akurasinya akan bertambah dengan makin dekatnya waktu jatuh. Sampai dengan pertengahan Maret, prakiraan waktu jatuh sekitar April, dengan ketidakpastian +/- 7 hari," tulisnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prediksi Jatuhnya Tiangong-1 ke Bumi

Prediksi mengenai jatuhnya stasiun luar angkasa Tiangong-1 sebenarnya sudah diketahui sejak awal tahun ini. Namun, lokasi dan waktu jatuhnya stasiun itu masih belum dapat dipastikan. 

Aerospace Corporation memprediksi Tiangong akan memasuki atmosfer Bumi pada minggu pertama April. Sementara, European Space Agency menyebut stasiun ini akan jatuh antara 24 Maret hingga 19 April 2018.

Aerospace Corporation juga memperkirakan ada sebagian kecil stasiun itu bakal jatuh dalam keadaan cukup utuh. Mereka menuturkan, apabila kondisi tersebut benar-benar terjadi, puing-puing itu dapat berukuran hingga ratusan kilometer.

Mereka juga memperingatkan, sisa stasiun luar angkasa mungkin membawa bahan bakar beracun dan merusak bernama hydrazine. Perkiraan awal posisi jatuhnya stasiun ini ada di 43 derajat lintang utara dan 43 derajat lintang selatan.

Kendati demikian, Aerospace yakin kemungkinan puing-puing tersebut jatuh di wilayah yang berpenghuni di tiap-tiap negara tersebut sangat kecil. Mereka menuturkan, dalam sejarah, tak pernah ada seseorang yang terluka karena puing-puing luar angkasa.

3 dari 3 halaman

Tiangong-1 Simbol Mimpi Tiongkok ke Luar Angkasa

Prediksi soal Tiangong-1 diketahui menyusul pernyataan Tiongkok yang menyebut pihaknya sudah kehilangan kontrol terhadap stasiun luar angkasan tersebut pada 2016.

Sekadar informasi, Tiangong-1 merupakan stasiun luar angkasa yang ukurannya cukup besar. Bahkan, beratnya bisa berkisar di 9.500 kilogram dan memiliki banyak komponen.

Para ilmuwan memperkirakan, 10-40 persen bagian dari bangkai stasiun luar angkasa akan memasuki atmosfer. Jika dihitung, sekitar 1-4 ton puing stasiun ini akan mendarat di Bumi.

Tiangong-1 sendiri diluncurkan pada 2011. Stasiun ini sekaligus menjadi simbol akan kemutakhiran inovasi teknologi Tiongkok. Pada 2012, stasiun tersebut dihuni oleh astronot wanita Tiongkok pertama, Liu Yang.

Walau ukurannya kecil ketimbang stasiun luar angkasa lain--apalagi ISS (International Space Station)--Tiangong dianggap berpengaruh bagi dunia aeronautika Tiongkok.

Stasiun ini digadang-gadang membawa misi dan mimpi akan masyarakat Tiongkok untuk melihat luar angkasa di masa depan.

(Dam/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.