Sukses

Sosok Ibu di Facebook Buka Suara Terkait Cambridge Analytica

Liputan6.com, Jakarta - Setelah tidak bersuara selama berhari-hari terkait kasus Cambridge Analytica awal pekan ini, para petinggi Facebook tidak langsung memberikan reaksi. Tetapi, sejak kemarin para petinggi platform itu mulai angkat bicara.

Setelah Mark Zuckerberg buka suara dan meminta maaf, akhirnya Sheryl Sandberg yang menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) di Facebook ikut bicara perihal skandal serta regulasi.

"Kami terbuka untuk regulasi. Kami bekerja dengan para lawmaker (perancang hukum) di seluruh dunia," ungkap Sandberg seperti yang dilansir dari CNBC, Jumat (23/3/2018).

Sandberg sendiri adalah wanita paling berkuasa di Facebook dan menjadi sosok "ibu" di sana sejak mulai membidani kejayaan media sosial itu pada 2007. Ia juga memakai posisinya untuk berkampanye demi meningkatkan derajat perempuan di tempat kerja.

Terkait masalah jatuhnya harga saham Facebook, Sandberg mengaku tidak pusing, sebab kepercayaan pengguna jauh lebih penting.

"Kepercayaan dari masyarakat adalah hal terpenting yang kami miliki, dan itulah yang mendasari pengambilan keputusan kami," ujar Sandberg.

Facebook dipandang lalai setelah Cambridge Analytica "mencuri" 50 juta data pengguna Facebook via aplikasi kuis. Sementara itu sang pembuat kuis, yaitu Aleksandr Kogan, menganggap dirinya dikambinghitamkan oleh Facebook dan Cambridge Analytica.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengapa Bos Facebook Telat Merespons?

Petinggi Facebook sempat dicari-cari warganet karena mereka bungkam di hadapan skandal Cambridge Analytica.

Karena hal itu, warganet pun memainkan tagar #WheresZuck sambil mencibir Mark Zuckerberg dan juga Sheryl Sandberg.

Alex Stamos, Chief Security Officer di Facebook, mengatakan bahwa para pekerja di Facebook sedang bekerja seharian untuk mengurus kasus ini.

Sampai akhirnya Zuckerberg meminta maaf dan menyatakan siap dipanggil Kongres  (Majelis Permusyawarahan Rakyat di Amerika Serikat).

Sandberg sendiri menyesali keterlambatan respons mereka.

"Terkadang, dan aku bisa bilang seperti minggu ini, kami berbicara terlalu lambat," ucap Sandes. "Bila aku bisa mengulang hidup minggu ini lagi, saya pastinya akan membuat Mark dan diri saya sendiri untuk angkat suara lebih awal," ujarnya.

Ia pun menambahkan bahwa mereka di Facebook tidak bisa cepat-cepat berkomentar karena sedang mendalami masalah ini.

3 dari 3 halaman

Siap Dipanggil Pemerintah

Setelah menghilang dalam beberapa hari akibat skandal kebocoran puluhan juta data pengguna Facebook, akhirnya Mark Zuckerberg angkat suara lewat pernyataan resmi di Facebook dan wawancara di berbagai media.

Kali ini pendiri Facebook itu tidak hanya meminta maaf, tetapi juga mengaku siap bila dipanggil oleh Kongres bila memang diperlukan untuk memberi keterangan.

"Saya terbuka pada hal itu," ucap Zuckerberg seperti yang dilansir oleh Recode.

"Kami sebetulnya cukup sering melakukannya. Ada banyak topik berbeda yang Kongres butuh dan ingin ketahui," tambahnya. Ia juga memastikan pihak Kongres mendapatkan akses informasi yang mereka perlukan.

Zuckerberg minta maaf bila mengecewakan para pengguna Facebook setelah Cambridge Analytica menyalahgunakan 50 juta data yang mereka ambil dari pengguna.

"Kami membuat masyarakat kecewa, dan aku merasa sangat menyesal, dan aku minta maaf tentang hal itu," ucapnya.

(Tom/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.